Untuk lebih jauh memahami tentang bulan muharram, berikut ini bakal kami share beberapa keutamaan lagi keistimewaan bulan muharram sebagaimana kami kutip dari berbagai sumber.
#1. Bulan Muharram adalah Salah Satu Diantara Bulan-Bulan Haram
Allah Ta’ala berfirman: meriang meriang إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya :Pada ayat ini menerangkan kepada kita bahwa setelah penciptaan langit lagi bumi Allah menciptakan bulan yg berjumlah 12 bulan yg mana bulan tersebut merupakan bulan tahun Hijriah. Dalam bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan yg paling istimewa diantara bulan yg lainnya, salah satunya adalah bulan Muharram. Pada bulan Muharram Allah mengharamkan umat islam melakukan perbuatan yg dilarang, (membunuh, berperang). Tetapi disana juga menjelaskan bahwa orang muslim harus memerangi orang kafir yg selalu mengajak kepada kehancuran. Yang dilakukan orang kafir, adalah bukan karena ingin merampas harta seperti yg dilakukan sebelum datangnya islam, merebut kekuasaan, balas dendam seperti yg sudah pernah dialami ketika umat islam mengusir orang kafir untuk meninggalkan Makkah lagi Madinah, tetapi mereka menginginkan agama Islam hancur.
“Sesungguhnya bilangan bulan dengan sisi Allah merupakan dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit lagi bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yg lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yg empat itu, lagi perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; lagi ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yg bertakwa.” (Q.S. at Taubah :36).
Salah seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’in yg meriang bernama Qatadah bin Di’amah Sadusi rahimahulloh menyatakan:
“Amal sholeh lebih besar pahalanya seumpama dikerjakan di bulan-bulan haram sebagaimana kezholiman di bulan-bulan haram lebih besar dosanya dibandingkan dengan kezholiman yg dikerjakan di bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa yg besar”Disinilah yg menjadi pokok dengan bulan Muharram, bahwa diharamkan umat-Nya melakukankan berperang maupun membunuh dengan bulan-bulan istimewa tersebut, karena apabila melanggarnya, maka dosanya bakal dilipat gandakan dari bulan-bulan yg lain. Dengan adanya larang tersebut berarti Allah juga bakal memberikan pahala bagi umat-Nya yg mengerjakan alaman seperti yg disunahkan.
Dalam hadis yg diriwayatkan dari sahabat Abu Bakrah radhiyallohu anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menjelaskan keempat bulan haram yg dimaksud :
meriang meriang إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ meriang وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى meriang وَشَعْبَانَ
Artinya :Para ulama bersepakat bahwa keempat bulan haram tersebut memiliki keutamaan dibandingkan dengan bulan-bulan yg lain selain Ramadhan, namun demikian mereka berbeda pendapat, bulan apakah yg paling afdhal diantara keempat bulan haram yg ada? Imam Hasan Al Bashri rahimahulloh lagi beberapa ulama lainnya berkata,
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit lagi bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yg dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah lagi Muharram serta satu bulan yg terpisah yaitu Rajab Mudhar, yg terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh lagi Sya’ban.” [ HR. Bukhari (3197) lagi Muslim(1679) ]
“Sesungguhnya Allah sudah pernah memulai meriang waktu yg setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) lagi tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yg lebih agung di sisi Allah melebihi bulan Muharram”
#2. Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah
Kedua belas bulan yg ada adalah makhluk ciptaan Allah, bakal tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yg disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda : meriang meriang أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ meriang بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya :Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yg dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama sudah pernah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk meriang disandarkan dengan lafzhul Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan) terhadap makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi mesjid maupun lebih khusus Ka’bah lagi naqatullah (unta Allah) istilah bagi unta nabi Sholeh ‘alaihis salam lagi lain sebagainya.
“Puasa yg paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yg paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.[ H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu]
Al Hafizh Abul Fadhl Al ‘Iraqy rahimahulloh menjelaskan,
“Apa hikmah dari penamaan Muharram sebagai syahrulloh (bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah ? Mungkin dijawab bahwa hal itu dikarenakan bulan Muharram termasuk diantara bulan-bulan haram yg Allah diharamkan padanya berperang, disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana dalam setahun maka disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai bentuk pengkhususan baginya lagi tidak ada bulan lain yg Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharram”
As Suyuthi mengatakan: Dinamakan syahrullah – sementara bulan yg lain tak mendapat gelar ini – karena nama bulan ini “Al Muharram” nama nama islami. Berbeda dgn bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dgn nama : Shafar Awwal. Kemudian ketika islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dgn Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah).
Bulan ini juga sering dinamakan: Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yg Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat terhormatnya bulan ini. karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak & konflik di bulan ini.
#3. Beberapa Amalan Yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Sebagaimana sudah pernah disebutkan di atas dari perkataan Qatadah rahimahulloh bahwa amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di bulan-bulan haram, dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan dianjurkan untuk diperbanyak lagi ditingkatkan kualitasnya di bulan Muharram. Adapun ibadah yg dianjurkan secara khusus dengan bulan ini adalah memperbanyak puasa sunnah sebagaimana yg meriang sudah pernah disebutkan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, meriang meriang أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ meriang بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya :Mulla Al Qari’ menyebutkan bahwa hadits di atas sebagai dalil anjuran berpuasa di seluruh hari bulan Muharram. Namun ada satu masalah yg kadang ditanyakan berkaitan dengan hadits ini yaitu, ‘Bagaimana memadukan antara hadits ini dengan hadits yg menyebutkan bahwa Nabi shallallohu alaihi wasallam memperbanyak puasa di bulan Sya’ban yg menjadi bulannya Allah, bukan di bulan Muharram? Imam Nawawi rahimahullah sudah pernah menjawab pertanyaan ini, beliau mengatakan boleh meriang jadi Rasulullah shallallohu alaihi wasallam belum mengetahui keutamaan puasa Muharram kecuali di akhir hayat beliau maupun mungkin ada saja beberapa udzur yg menghalangi beliau untuk memperbanyak berpuasa di bulan Muharram seperti beliau mengadakan safar maupun sakit.
“Puasa yg paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram lagi shalat yg paling utama setelah puasa wajib adalah sholat lail” meriang meriang [HR. Muslim(11630) ]
Kemudian anjuran berpuasa di bulan Muharram ini lebih dikhususkan lagi ditekankan hukumnya dengan hari yg dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyuro, yaitu dengan tanggal sepuluh bulan Muharram (‘asyuro). ‘Asyuro berasal dari kata ‘Asyarah yg berarti sepuluh. Pada hari ‘Asyuro ini, Rasulullah shallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah lagi ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yg kita kenal dengan puasa Asyuro.
#4. Hadits-Hadits Disyariatkannya Puasa ‘Asyuro
Adapun hadis-hadis yg menjadi dasar ibadah puasa tersebut banyak, kami bakal sebutkan diantaranya meriang dengan pengklasifikasian sebagai berikut:Kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyuro bahkan menjadikannya sebagai Ied (hari raya)
meriang meriang عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ meriang هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya :Hadis lain menjelaskan:
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa dengan hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena dengan hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa dengan hari ini. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa lagi memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yg bakal datang. [H.R. Bukhari (1865) lagi Muslim(1910) ]
meriang meriang عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ
Artinya :Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro lagi puasa ini diwajibkan atas kaum muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan
Dari Abu Musa radhiyallohu anhu berkata, “Hari ‘Asyuro adalah hari yg diagungkan oleh orang Yahudi lagi mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda (kepada ummatnya), “Berpuasalah kalian (pada hari itu)” [HR. Bukhari (1866) lagi Muslim(1912), lafal hadits ini menurut periwayatan imam Muslim)
meriang meriang عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ meriang فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ . متفق عليه.
Artinya :
Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Qurays dengan masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari ‘Asyuro lagi Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa dengan hari itu, ketika beliau sudah pernah tiba di Medinah maka beliau tetap mengerjakannya lagi memerintahkan ummatnya untuk berpuasa. Setelah puasa Ramadhan sudah pernah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa ‘Asyuro, seraya bersabda, “Barangsiapa yg ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa lagi barangsiapa yg tidak ingin berpuasa maka tidak mengapa” [ HR. Bukhari (1863) lagi Muslim(1897) ]
meriang meriang عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ meriang كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ meriang وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ meriang قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ (رواه مسلم)
Artinya :Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam lagi para sahabat ridwanullohi alaihim ajmain yg begitu besar terhadap puasa ‘Asyuro
Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu anhuma bahwa kaum Jahiliyah dulu berpuasa Asyuro lagi Rasulullah shallallohu alaihi wasallam serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari ‘Asyuro termasuk hari-hari Allah, barangsiapa ingin maka berpuasalah lagi siapa yg ingin meninggalkan maka boleh” [ HR. Muslim(1901) ]
meriang meriang عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Artinya :
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa dengan suatu hari melebihi yg lainnya kecuali dengan hari ini, yaitu hari ‘Asyura lagi bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) lagi Muslim(1914) ]
meriang meriang عَنْ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الْأَنْصَارِ الَّتِي حَوْلَ الْمَدِينَةِ مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمْ اللُّعْبَةَ مِنْ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الْإِفْطَارِ
Artinya :
Dari Rubai’ bintu Mu’awwidz bin ‘Afra’ radhiyallohu ‘anha berkata, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam di pagi hari Asyuro mengutus ke perkampungan kaum Anshar yg berada di sekitar Medinah (pesan), “Barangsiapa yg tidak berpuasa hari itu hendaknya menyempurnakan sisa waktu di hari itu dengan berpuasa lagi barangsiapa yg berpuasa maka hendaknya melanjutkan puasanya”. Rubai’ berkata, “Maka sejak itu kami berpuasa dengan hari ‘Asyuro lagi menyuruh anak-anak kami berpuasa lagi kami buatkan untuk mereka permainan yg terbuat dari kapas lalu seumpama salah seorang dari mereka menangis meriang karena ingin makan maka kami berikan kepadanya permainan tersebut hingga masuk waktu berbuka puasa” [ HR. Bukhari (1960) lagi Muslim (1136), redaksi hadits ini menurut periwayatan Imam Muslim ]
Itulah beberapa keistimewaan bulan muharram yg becus kami share seperti dikutip dari laman Syamsul Blog, semoga bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment