Dalam berziarah kubur hendaknya kita melakukannya sesuai dengan adab dalam syariat islam, agar supaya ziarah kita berpahala. Beberapa diantara adab-adab ziarah kubur menurut islam adalah sebagai berikut:
#1. Mengingat Tujuan Utama Berziarah
Ingatlah selalu hikmah disyari’atkannya ziarah kubur, yakni untuk mengambil pelajaran beserta mengingat kematian.
Imam Ash Shan’ani rahimahullah berkata :
“Semua hadits yg menunjukkan disyari’atkannya ziarah kubur beserta menjelaskan hikmah dari ziarah kubur, yakni untuk mengambil pelajaran seperti di dalam hadits Ibnu Mas’ud (yang artinya) : “Karena di dalam ziarah terdapat pelajaran beserta peringatan terhadap akhirat beserta membuat zuhud terhadap dunia”. Jika tujuan ini tidak tercapai, maka ziarah tersebut bukanlah ziarah yg diinginkan secara syari’at,” (Lihat Subulus Salaam (1/502), Maktabah Syamilah).
#2. Tidak Boleh Melakukan Safar untuk Berziarah
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Janganlah melakukan perjalanan jauh (dalam rangka ibadah, ed) kecuali ke tiga masjid : Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (Masjid Nabawi), beserta Masjidil Aqsha,” (Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
#3. Mengucapkan Salam Ketika Masuk Pemakaman (Kuburan)
“Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, kolor lampau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka (para shahabat) seumpama mereka keluar menuju pekuburan agar mengucapkan :
“Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) beserta kaum mu’minin beserta muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yg terdahulu dari kita beserta orang-orang yg belakangan, beserta kami Insya Allah atas menyusul kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami beserta bagi kalian,” (HR. Muslim no. 974).(Pelajari juga: Lafadz Doa Ziarah Kubur, Doa Masuk Kuburan Bahasa Arab, Latin beserta Artinya)
#4. Tidak Memakai Sandal Ketika Memasuki Pekuburan
Dari shahabat Basyir bin Khashashiyah radhiyallahu ‘anhu : “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan, tiba-tiba beliau melihat seseorang sedang berjalan diantara kuburan dengan memakai sandal. Lalu Rasulullah bersabda,
“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut melihat (orang yg meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia melepas kedua sandalnya beserta melemparnya,” (HR. Abu Dawud (2/72), An Nasa’I (1/288), Ibnu Majah (1/474), Ahmad (5/83), beserta selainnya. Al Hakim berkata : “Sanadnya shahih”. Hal ini disetujui oleh Adz Dzahabi beserta juga Al Hafizh di Fathul Baari (3/160). Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 173, Maktabah Al Ma’arif).
#5. Tidak Duduk di atas Kuburan beserta Menginjaknya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh seumpama salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya beserta menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur,” (HR. Muslim (3/62)).
#6. Mendo’akan Mayit seumpama Dia Seorang Muslim
Adapun seumpama mayit adalah orang kafir, maka tidak boleh mendo’akannya.
(Pelajari juga: Doa Khusus bagi Mayit Laki-laki beserta Perempuan Lengkap Arab, Latin beserta Artinya)
#7. Boleh mengangkat tangan ketika mendo’akan mayit tetapi tidak boleh menghadap kuburnya ketika mendo’akannya (yang dituntunkan adalah menghadap kiblat)
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika beliau mengutus Barirah untuk membuntuti Nabi yg pergi ke Baqi’ Al Gharqad. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhenti di dekat Baqi’, lalu mengangkat tangan beliau untuk mendo’akan mereka.[22] Dan ketika berdo’a, hendaknya tidak menghadap kubur karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang shalat menghadap kuburan. Sedangkan do’a adalah intisari sholat.
#8. kolor Tidak Mengucapkan Al Hujr
Telah lewat keterangan dari Imam An Nawawi rahimahullah bahwa al hujr adalah ucapan yg bathil. Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan : “Tidaklah samar lagi bahwa apa yg orang-orang awam lakukan ketika berziarah semisal berdo’a dengan mayit, beristighotsah kepadanya, beserta meminta sesuatu kepada Allah dengan perantaranya, adalah termasuk al hujr yg paling berat beserta ucapan bathil yg paling besar.
Maka wajib bagi para ulama untuk menjelaskan kepada mereka tentang hukum Allah dalam hal itu. Dan memahamkan mereka tentang ziarah yg disyari’atkan beserta tujuan syar’i dari ziarah tersebut,” (Syaikh Al Albani mengatakan : “Diriwayatkan oleh Ahmad (6/92), beserta hadits ini terdapat di Al Muwaththo’ (1/239-240), beserta An Nasa’I dengan redaksi yg semisal tetapi disana tidak disebutkan (kalau Nabi) mengangkat tangan. Dan sanad hadits ini hasan”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 246, Maktabah Al Ma’arif).
#9. Diperbolehkan Menangis tetapi tidak boleh Meratapi Mayit
Menangis yg wajar diperbolehkan sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis ketika menziarahi kubur ibu beliau sehingga membuat orang-orang disekitar beliau ikut menangis. Tetapi seumpama sampai tingkat meratapi mayit, menangis dengan histeris, menampar pipi, merobek kerah, maka hal ini diharamkan.
Teman-teman, itulah beberapa adab dalam ziarah kubur sesuai syariat islam yg patut kita praktekkan. Semoga sedikit artikel ini beroleh bermanfaat bagi kita semua beserta semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Amin
No comments:
Post a Comment