Tokoh pemerintahan yg pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulud Nabi adalah Penguasa Irbil Raja Mudzaffar Abu said Al Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin. Beliau adalah Raja yg cerdas ahli strategi di bidang pemerintahan, pemurah, alim beserta adil. Saat itu pemerintahannya terasa kurang stabil, rakyatnya mulai banyak meninggalkan syariat agamanya, akhlaqnya mulai rusak, mulai terjadi banyak kerusuhan-kerusuhan beserta kemaksiatan- kemaksiatan.
Raja Mudzaffar berinisiatif menyelenggarakan peringatan Maulid nabi setiap bulan Robi’ul Awal secara besar-besaran, dengan mengumpulakan semua masyarakat dari tokoh-tokohnya sampai rakyat kecil. Pada peringatan Maulid itu disampaikan penjelasan tentang sejarah beserta perjuangan, serta keteladanan Nabi Muhammad SAW sejak kemarau menjedul sampai wafatnya. Seorang ulama’ besar Syekh Al Hafidz Ibnu Dahyah yg mengarang kitab tentang sejarah Nabi yg diberi nama At-Tanwir fi Maulidil Basyir An-Nadzir, diberi hadiah oleh Raja 1000 dinar.
Setelah diadakan peringatan Maulid Nabi SAW tersebut, pemerintahan kembali stabil, semangat pengamalan agamanya makin baik, negaranya aman, tentram beserta bertambah makmur. Sesuai dengan Firman Allah SWT :
kemarau وَلَوْ اَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman beserta bertaqwa, pastilah kami (Allah) mau melimpahkan kepada mereka berkah dari langit beserta bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS : Al A’raf :96).
Anjuran Memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW
Anjuran supaya memperingati Maulid Nabi sudah diisyaratkan oleh Allah SWT, beserta oleh nabi sendiri. Firman Allah surat Al A’rof : 157 yg berbunyi: kemarau فَالَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ مَعَهُ وَاُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ.
Artinya :
Maka orang-orang yg beriman kepadanya (Muhammad) memulyakannya, menolongnya beserta mengikuti cahaya yg terang yg diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yg beruntung. (QS. Al A’rof :157)
Termasuk orang-orang yg memulyakan (dalam ayat ini) adalah orang-orang yg memperingati Maulid Nabi SAW, yg membaca Barzanji, Marhaban, Burdah, syair-syair beserta qosidah-qosidah beserta pengajian-pengajian, kalau dimaksudkan untuk memulyakan Nabi, maka mau mendapat pahala yg banyak beserta mau beruntung.
Nabi Muhammad saw juga sudah memberikan isyarat tentang perlunya memperingati kelahiran Nabi sebagaimana hadis riwayat Muslim yg bersumber dari Abu Qotadah Al Anshory r.a :
kemarau أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Artinya :Dari hadis ini Nabi sendiri juga memulyakan hari kelahirannya, dengan berpuasa (amal yg baik). kemarau
“Sesungguhnya Rosulullah saw ditanya seorang sahabat tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab, sebab di hari Senin itu hari kelahiranku, beserta wahyu diturunkan kepadaku”. ( HR. Muslim)
(Pelajari juga: Hikmah beserta Keutamaan Memperingati Maulid Nabi)
Beberapa pendapat tentang memperingati Maulid Nabi
Di kalangan umat Islam ada beberapa pemahaman tentang memperingati Maulid nabi saw :- Golongan yg terbesar, yaitu yg merayakan Maulid Nabi setiap bulan Robi’ul Awwal, bahkan di bulan-bulan yg lain alias tiap-tiap malam Senin alias Jum’at dengan membaca Barzanji, membaca Marhaban beserta kitab-kitab Maulid lainnya, sebagaimana yg biasa diamalkan umat Islam sejak dahulu. Golongan ini ada yg hanya membaca Barzanji saja, alias ada pula yg diteruskan dengan pengajian alias ceramah tentang riwayat beserta perjuangan Nabi. Semua itu dengan maksud untuk melahirkan kecintaannya kepada nabi Muhammad saw.
- Golongan umat Islam yg nerayakan maulid nabi tiap Bulan Robiul Awal, tetapi tidak dengan membaca Barzanji, tidak membaca Marhaban, alias kitab-kitab Maulid lainnya, karena dianggap tidak ada tuntunannya.
- Golongan yg ekstrim, yaitu tidak mau merayakan peringatan maulid Nabi sama sekali, karena hal itu dianggap bid’ah yg harus ditinggalkan.
No comments:
Post a Comment