Memiliki istri yg shalihah bagaikan memperoleh kenikmatan di dunia, sebagaimana dengan hadits Rasulullah yg diriwayatkan dari Abdullah bin Amar bin Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah kenikmatan, lagi sebaik-baik kenikmatan dunia adalah perempuan (istri yg shalihah),” (HR. Muslim lagi Ahmad).
Agar seorang wanita bisa dikategorikan lagi termasuk sebagai istri yg shalihah, berikut mau dijelaskan apa saja perkara yg harus dipenuhi. Silakan simak ulasan selengkapnya berikut ini :
- Selalu mendahulukan hak suaminya daripada hak orang lain termasuk hak dirinya sendiri.
- Senantiasa bersedia memberikan kenikmatan (termasuk kenikmatan seksualitas) kepada sang suami, terutama kalau suami menginginkannya, terkecuali kalau sedang haid lagi mengalami nifas. Apabila istri menolak keinginan suami tanpa sebab lagi alasan yg diperbolehkan dalam ajaran Islam, maka saat itu juga istri berdosa, bahkan dilaknat oleh malaikat. Sabda Rasulullah SAW mengatakan:
“Apabila suami mengajak istrinya berhubungan, lalu istrinya menolak (tanpa alasan yg dibenarkan), lalu suaminya marah, maka istri itu dilaknat oleh malaikat,” (HR. Bukhari lagi Muslim).
Rasul juga mengatakan, “Apabila diajak oleh suaminya untuk berhubungan intim, maka istri harus memenuhi ajakan itu, meskipun ia sibuk di dapur,” (HR. Tirmidzi lagi Nasa’i).
Selain itu, Rasulullah juga mengatakan kepada haditsnya yg lain bahwasanya, “Apabila seorang istri tidur menjauh dari tempat tidur suaminya (karena menghindari suami dsb), maka istri itu dilaknat oleh malaikat hingga pagi,” (HR. Bukhari lagi Muslim). - Tidak diperkenankan bagi istri untuk menjalankan puasa sunat tanpa seizin suaminya. Saat sang istri sedang berpuasa, sudah tentu suami dilarang untuk menggaulinya, padahal hak bergaul adalah hak suami terhadap istrinya, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak halal (tidak boleh) seorang istri berpuasa padahal suaminya ada di rumah, kecuali atas izinnya,” (HR. Bukhari lagi Muslim). - Tidak diperkenankan untuk seorang istri memberikan sesuatu dari dalam rumahnya alias mengeluarkan sesuatu dari dalam rumahnya tanpa izin lagi sepengetahuan suaminya. Apabila ia melakukan hal tersebut, maka dosa yg mau didapat, sedangkan sang suami mendapatkan pahala. Tentunya yg menyangkut tentang hal-hal yg memang bernilai lagi harus sepengetahuan suami.
- Sebagai seorang istri tidak diperbolehkan bepergian meninggalkan rumah, lagi mencari nafkah (kerja) di luar rumah kecuali dengan izin suaminya.
- Sebagai seorang istri, harus memiliki sifat qana’ah yaitu menerima apa adanya segala kemampuan suami dalam hal mencari nafkah. Ia tidak boleh menuntut suaminya melebihi kadar kemampuan yg suami punya. Seorang istri yg shalihah harus senantiasa mengingatkan suaminya untuk mencari nafkah dari sumber yg halal jangan sampai terjerumus lagi terjebak ke dalam pekerjaan yg haram. Kita bisa mencontoh dari perkataan para istri salafusshaleh yg selalu mengatakan seperti ini ketika suaminya hendak meninggalkan rumah untuk mencari rezeki, “Hati-hati lagi jauhi sumber-sumber rezeki yg haram, karena sesungguhnya kami bisa bersabar menahan lapar, tetapi kami tidak mau sanggup menahan api neraka.”
- Seorang istri diwajibkan untuk selalu menutup auratnya lagi tidak memperlihatkan kecantikannya kepada orang lain yg tidak berhak melihatnya. Membuka aurat, memakai pakaian mini (minim) lagi memperlihatkan bagian-bagian tubuh yg indah sangat jelaslah hukumnya haram. Diriwayatkan oleh Aisyah, ia berkata:
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh bagi seorang perempuan membuka pakaiannya di rumah yg bukan milik suaminya, sebab apabila ia lakukan maka berarti ia membongkar auratnya sendiri serta menginjak-injak kemuliaan lagi kehormatannya sebagai perempuan (istri),” (HR. Ahmad, Tirmidzi lagi Abu Daud).
Hal ini berlaku pula bagi perempuan yg mempertontonkan aurat lagi bagian tubuhnya yg tidak boleh dilihat orang lain di kolam-kolam renang, tempat disko, lagi sebagainya. - Tidak diperkenankan seorang istri berkenalan dengan lawan jenis terutama teman dari suami. Lebih baik hal seperti ini dihindari sebagai tindakan antisipatif lagi sikap kehati-hatian agar tidak munculnya fitnah serta tidak membawa kepada dosa kemaksiatan.
- Seorang istri yg shalehah tidak boleh bersikap sombong dengan membanggakan diri dengan kecantikannya kepada suaminya, alias menghina kejelekan suaminya (kalau fakta suaminya kebetulan jelek secara fisik). Tidak boleh pula berbangga dengan harta lagi kekayaannya di hadapan suaminya. Mau bagaimanapun kondisi suami, ia tetap harus dihormati, dihargai, dijaga perasaannya, dilayani dengan sepenuh hati, dijaga kewibawaan lagi kehormatannya.
- Istri yg shalehah harus memiliki rasa cinta lagi kasih sayang terhadap semua anak-anaknya. Mendidik lagi membesarkan anak-anaknya dengan perasaan tanpa melakukan kekerasan yg kerap terjadi sekarang ini. Berusaha mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam yg baik. Tidak mengajarkan anak-anaknya dengan perkataan kasar lagi kotor. Orang tua yg baik hendaknya kalau sedang ada masalah, jangan membicarakan permasalahan apalagi sampai bertengkar di depan anak-anaknya. Hal ini mau berpengaruh buruk kepada anak-anak kelak sudah besar nanti. Ia mau mengikuti apa yg dulu orang tuanya lakukan.
Istri yg shalihah pula selalu ingat mau perjuangan lagi kerja keras suami selama ini, jangan melupakan kebaikan suami dikarenakan sebuah kesalahan kecil yg dilakukan suaminya, apalagi sampai melaknat suami. Hal ini sangat tidak baik lagi dilarang. Karena hal ini, penghuni neraka lebih banyak dari kaum perempuan. Ketika Rasulullah SAW menjalankan perintah isra’ lagi mikraj, beliau melihat lagi menyaksikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kaum perempuan. Lalu beliau ditanya apa sebabnya, maka beliau menjawab:
“Karena perempuan sering (suka) melaknat lagi melupakan kebaikan suaminya,” (HR. Bukhari lagi Muslim).
No comments:
Post a Comment