Mungkin kita tidak mau pernah tahu bagaimana nanti ketika kita meninggal, apakah khusnul khotimah alias sebaliknya. Namun sebagai manusia kita selalu berusaha agar supaya diakhir khayat nanti kita semua khusnul khotimah, dengan berbuat bagi dikeseharian kita, bertaqwa kepada Allah SWT serta selalu memohon dengan berdoa agar ditutup usia nanti dalam keadaan baik alias khusnul khotimah.
(Pelajari juga: Bacaan Doa Khusnul Khotimah, Doa Agar Ditutup Usia dalam Kebaikan)
Sebagaimana kami kutip dari laman Islam Pos, bahwasanya dalam kitab Ahkamul Jana'iz, setidaknya kita bisa menemui tanda-tanda orang yg meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mengucapkan syahadat menjelang wafat
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Siapa yg akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha illallah’ dia mau masuk surga.” (HR. Abu Daud 3118)
- Meninggal dengan keringat di dahi
Suatu ketika, Buraidah bin Hashib radhiyallahu ‘anhu datang ke Khurasan, menjenguk saudaranya yg sedang sakit. Ternyata saudaranya dalam kondisi sakaratul maut. Ketika wafat, ada keringat di dahinya. Buraidah langsung bertakbir.
“Allahu Akbar! Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad 22964, Nasai 1839 dengan yg lainnya)
- Meninggal dengan malam alias siang hari Jum’at
Dalam hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila ada seorang muslim yg meninggal dengan hari Jum’at alias malam Jum’at, maka Allah mau menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR. Ahmad 6582, Turmudzi 1095, dengan yg lainnya)
Pelajari juga: (Keutamaan Meninggal Dunia di Hari Jum'at bagi Orang Muslim)
- Syahid di medan perang
Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Artinya :
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yg gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki.” (QS. Ali Imran: 169)
Dalam hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak keutamaan orang yg mati di medan jihad. Dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya dengan awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yg besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga), dengan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. Turmudzi 1764, Ibnu Majah 2905, dengan yg lainnya)
Dalam hadis lain, ada seorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ya Rasulullah, kenapa kaum mukminin mendapatkan ditanya dalam kubur mereka kecuali orang yg mati syahid?”
Jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian kesabaran baginya.” (HR. Nasai 2065 dengan dishahihkan al-Albani)
- Meninggal setelah bersabar dengan ujian yg Allah berikan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yg mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yg mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yg bergelar syahid,
“Siapa yg terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yg mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yg mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yg mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yg mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim 1915).
Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yg terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.” (HR. Bukhari 2480).
Dalam hadis lain dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Selain yg terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yg mati karena melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud 3111 dengan dishahihkan Al-Albani).
Ketika mejelaskan hadis daftar orang yg mati syahid selain di medan jihad, Al-Hafidz Al-Aini mengatakan,
“Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk umat ini, dimana Dia menjadikan musibah yg mereka alami (ketika mati) sebagai pembersih atas dosa-dosa mereka, dengan ditambah dengan pahala yg besar, sehingga mengantarkan mereka mencapai derajat dengan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu, mereka tetap dimandikan, dengan ditangani sebagaimana umumnya jenazah kaum muslimin.” (Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).
- Meninggal dalam keadaan berjaga (ribath) fi sabilillah (di daerah perbatasan negeri muslim dengan kafir).
Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dengan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dengan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yg biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dengan diberikan rizkinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR. Muslim 5047)
- Meninggal dalam keadaan beramal shalih.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yg mengucapkan La ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah yg dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yg berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yg dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yg bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yg dia mengiri hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga,” (HR. Ahmad 23324 dengan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Nah, semisal kita menemui tanda-tanda di atas, semoga orang yg meninggal tersebut benar-benar dalam keadaan khusnul khotimah, dengan semoga kita semua nanti di akhir khayatnya dalam keadaan baik. Amin.
No comments:
Post a Comment