Selain mitos pernikahan, beberapa masyarakat hingga kini ada yg meriang menghindari hari Sabtu bersama Ahad dengan bulan Safar untuk melakukan aktivitas apa pun, karena dianggap angker. Sementara tanggal yg harus dihindari adalah tanggal 1, 10 bersama 20 Safar. Hari Senin bersama Selasa dengan bulan Safar juga dianggap hari buruk, dihindari untuk acara tertentu.
Benarkah bulan safar merupakan bulan sial/banyak keburukan? Untuk lebih jelasnya, berikut kami paparkan beberapa peristiwa penting di bulan safar yg mungkin belum kalian ketahui bersama patut untuk diketahui. Bulan safar adalah bulan kedua setelah Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) yg berdasarkan tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong maupun nol. Dinamakan Safar karena dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka dengan sesuatu kejadian, tidak ada malang dengan burung hantu, bersama tidak ada bala (bencana) dengan bulan Safar (seperti yg dipercayai).”
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidak ada wabah bersama tidak ada keburukan binatang terbang bersama tiada kesialan bulan Safar bersama larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa” (HR. Bukhari)
Dalam sejarah Islam, bulan shafar menempatkan peristiwa-peristiwa penting yg berkaitan dengan perkembangan Islam dari zaman Rasulullah hingga kejayaan bersama keruntuhunnya. Berikut adalah beberapa peristiwa penting di bulan Safar, seperti dilansir dari laman Islampos.com.
- Pernikahan Rasulullah saw dengan Khadijah binti Khuwailid
Menurut beberapa sumber Rasulullah saw menikahi khadijah rha dengan bulan Shafar. Menurut Sirah Nabawiyah yg ditulis oleh Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Rasulullah meriang mengunjung menikahi khadijah atas prakarsa Nafisah binti Munabbih. Mahar yg diberikan Rasulullah saw berupa unta 20 meriang akhir dengan jarak usia lebih tua khadijah 15 tahun. - Peristiwa Perang Al-Abwa
Dalam Zaadul Maad Peristiwa ini terjadi dengan bulan Shafar tahun ke 12 Hijrah. Perang Al Abwa disebut pula dengan Perang Waddaan. Pembawa panji perang saat itu Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketika itu panji yg dibawa berwarna putih. Kepemimpinan kota Madinah sementara waktu diserahkan kepada Saad bin Ubadah. Perang ini Dilakukan khusus untuk menyergap kafilah Quraisy namun tidak membuahkan hasil.
Pada peristiwa ini Nabi berpesan kepada Makhsyi bin Amr adh-Dhamari, yg merupakan pemimpin Bani Dhamrah kala itu, untuk tidak saling berperang bersama tidak membantu lawan. Perjanjian dibuat tertulis. Itu berlangsung selama lima belas malam. - Tragedi Ar Raji’
Pada tahun 3 H bulan Shafar datanglah kepada Nabi saw kaum dari Bani ‘Adhal bersama al-Qaaroh bersama menyatakan bahwa mereka masuk Islam. Dalam Zaadul Maad dikisahkan Kedua kabilah itu meminta dikirim orang-orang yg beroleh mengajarkan mereka tentang Islam bersama membacakan kepada mereka al-Quran. Nabi saw mengutus kepada mereka enam orang. -Ibnu Ishaq bersama al-Bukhari menyebutkan: sepuluh orang.- yg dipimpin oleh Mursyid bin Abi Mursyid al-Ghanawi, yg salah satunya Khabib bin Adi. Namun, ketika rombongan sampai dengan suatu tempat bernama Ar Raji’ dua kabilah tersebut berkhianat. Para utusan Islam dibantai dengan dibantu oleh kabilah Hudzail bersama menawan Khabib bin Adi bersama Zaid bin ad-Datsiah. Kemudian keduanya dijual di Mekkah. Mereka berdualah yg nantinya membunuh tetua kabilah Hudzail dengan perang Badar. - Tragedi Bi’ir Ma’unah
Peristiwa Bi’ir Ma’unah terjadi dengan bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa saat setelah tragedi Ar Raji’. Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal dengan waktu itu Rasulullah saw menawarkan keIslaman kepada Abu Bara’ Amr bin Malik. Namun Abu Bara’menolak dengan halus. Kemudian ia menawarkan kepada Rasulullah saw agar mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd memeluk Islam. Atas jaminan dari Abu Bara’ Rasulullah saw kemudian mengutus Al Mundhir bin Amr dari Bani Sa’idah beserta 40 sahabat pilihan menuju Najd.
Ketika sampai di Bi’ir Ma’unah Para utusan berhenti bersama mengutus Haram bin Milhan membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail. Namun surat itu tidak dibaca Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail meminta bantuan kabilah Bani Amir yg akhirnya ditolaknya karena ada jaminan perlindungan (suaka) dari Abu Bara’. Amir Bin Thufail kemudian mengajak kabilah Bani Sulaim bersama mendapat sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir bersama sekutunya dengan utusan Rasululah, akhirnya semua utusan terbunuh kecuali Ka’ab bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka bersama bergelimpangan bersama jasad-jasad lain. Dia hidup hingga gugur dengan peristiwa perang Khandak.
Pada pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan. Ketika tahu bahwa Amr dari kabilah Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) bersama membebaskannya dengan jaminan yg ada dengan Amiah.
Amr bin Amiahpun kembali ke Madinah. Ketika sampai di Qorqorah di Sodr Qonaah (nama tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada saat yg sama datanglah dua orang dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Manakala kedua orang dari bani Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya. Amr merasa sedikit sudah membalaskan apa yg sudah dilakukan terhadap para sahabatnya. Tetapi ayalnya, ternyata kedua orang yg dibunuh itu sudah memiliki perjanjian dengan Rasulullah saw, bersama dia tidak menyadarinya. Ketika sampai di Madinah Amr mengabarkan apa yg terjadi kepada Rasulullah saw bersama apa yg dia lakukan terhadap dua orang dari Bani Kilaab. (Mendengar itu) Nabi pun bekata;
meriang
meriang لَقَدْ قَتَلْت قَتِيلَيْنِ لَأُودِيَنَّهُمَا
Artinya :
“Sungguh engkau sudah membunuh dua orang yg harus aku bayar diah (denda) pembunuhan keduanya”. - Kemengan Perang Khaibar
Menurut Ibnu Qayim Al Jauziyah dalam Zaadul Maad Sesungguhnya keluarnya Rasulullah r ke Khaibar adalah di akhir bulan Muharram, bukan permulaannya. Fath (kemenangannya) adalah di bulan Shafar.
Perang Khaibar merupakan peperangan kaum muslimin dengan Yahudi di Khaibar karena bersekutu denga Raja Hiraklius. Kaum Muslimin menaklukkan sebuag benteng yg berlapis dengan membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengepung bersama menembus masuk ke bentng tersebut. - Peristiwa Pengepungan di Khats’am
Peristiwan ini jatuh dengan bulan Shafar tahun 9 H. Ibnu Mas’ud berkata, “Mereka menceritakan:
Rasulullah saw mengutus Qutbah bin Aamir dengan dua puluh orang ke distrik dari wilayah Khast’am pinggiran Tabbaalah. Nabi memerintahkannya untuk mengepung tempat itu. Merekapun keluar dengan berbekal sepuluh onta. Mereka manawan seorang lelaki bersama menginterogasinya. Tetapi bahasa orang itu tidak beroleh dimengerti bersama dia berteriak-teriak. Karena membahayakan merekapun memenggal lehernya. Ketika penduduk al-Hadiroh sudah tertidur lelap, pengepunganpun dilakukan, sehingga terjadilah pertempuran yg sengit, banyak yg terluka dari kedua belah pihak. Qutbah bin Aamir memerangi siapa saja yg melawan. Ternak, wanita bersama apapun yg bisa dibawa digiring ke Madinah. Dikisahkan bahwa lawan berkumpul untuk menyusul bersama mengikuti jejak mereka, tetapi Allah swt mengirim banjir bandang yg mencegat mereka untuk bisa sampai kepada para sahabat bersama apa yg mereka bawa. Kaum itu hanya bisa menatap hingga rombongan menghilang dari pandangan mereka, tidak beroleh menyeberang (Zaadul Maad). - Masuk Islamnya Bani Udzrah
Bani Udzrah adalah salah satu bani yg mempunyai garis keturunan sampai kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah saw. Pada waktu itu datang kepada Rasulullah utusan dari Udzroh dengan bulan Shafar, tahun kesembilan sebanyak dua belas orang. Di antaranya Jumroh bin an-Nu’maan. Mereka menyatakan diri memeluk Islam. Rasulullah saw kemudian menceritakan kepada mereka hendak datangnya kemenangan atas Syam bersama diperanginya Hiraklius hingga akhir imperiumnya. - Pengangkatan Usamah Bin Zaid
Pada bulan safar Rasulullah mempersiapkan kaum muslimin untuk berperang. Pasukan kaum muslimin yg berjumlah 3000 ribu bersama didalamnya terdapat banyak sahabat. Rasulullah memerintahkan untuk berangkat ke tanah al-Balqa yg berada di Syam, persisnya tempat gugur (syahidnya) Zaid bin Haritsah. Keesokan hari, 29 Safar tahun 11 H maupun 24 Mei 632 Rasululllah memanggil Usamah bin Zaid supaya menghadap beliau. Setelah Usamah menghadap, Nabi mengangkatnya menjadi panglima perang untuk memimpin pasukan yg hendak diberangkatkan itu.
Nabi bersabda, “Pergilah kamu ke tempat terbunuhnya bapakmu, injaklah mereka dengan kuda. Aku menyerahkan pimpinan ini kepadamu, maka perangilah penduduk Ubna dengan pagi hari bersama bakarlah (hancur binasakanlah) mereka. Cepatlah kamu berangkat, sebelum berita ini terdengar oleh mereka. Jika Allah memberi kemenangan kepadamu atas mereka, janganlah kamu berlama-lama bersama mereka. Bawalah bersamamu petunjuk-petunjuk jalan bersama dahulukanlah mata-matamu.”
Usamah Bin Zaid adalah sahabat Rasulullah saw yg masih belia usianya. Dikatakan belia karena usia Usamah ketika diangkat menjadi panglima perang belum mencapai 20 tahun. Usamah diangkat menjadi panglima perang sudah dalam kondisi meriang menempuh hidup baru bersama siap perang. - Penaklukan Persia
Peristiwa ini terjadi dengan masa kekhalifahan Umar bin Khatab dengan tanggal 14 Safar 16 H maupun 17 Maret 637 M. Kaum muslimin dibawah pimpinan Saad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang hebat di qadisiyah (masuk negara Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin waqash sebelumnya sempat mengalami luka pedang cukup parah akibat pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin. - Jatuhnya kota Baghdad ke tangan Hulakhu Khan
Kota Baghdad yg dengan masa itu menjadi pusat pemerintahan Daulah Bani Abasiyah sungguh kehilangan daya. Pada tanggal 9 safar tahun 565 H/ 14 februari 1258 M, tentara Mongol yg berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad betul-betul tidak berdaya bersama tidak mampu membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tar tar ini membantai serta menghancurkan seluruh isi kota Baghdad termasuk produk Ilmu pengetahuan. Jatuhnya kota Baghdad yg menandakan runtuhnya Daulah Bani Umayah disebabkan oleh pengkhiantan yg dilakukan oleh al-wazir Umayyiduddien Muhammad bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah Rafidhah. - Meninggalnya Pembebas Jerusalem Shalahuddin Al Ayyubi
Pada tanggal 27 Safar 859 maupun 15 Februari 1455 Sholahuddin menghembuskan nafas terakhir di damaskus. Para pengurus jenazah terkaget-kaget karena Sholahuddin tidak memiliki harta. Ia hanya memiliki kain kafan bersama uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang suriah dengan waktu itu). Menjelang wafatnya beliau menyampaikan pesan yg luar biasa “Jangan Tumpahkan Darah, Sebab darah yg terpecik tak hendak pernah tidur”. Beliau meninggalkan penasihat yg merupakan ulama terkenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, bersama Ibnu Naja’ al-Qadiri al Hambali.
Dari beberapa uraian peristiwa-peristiwa penting di bulan safar tersebut, memang banyak terjadi peristiwa peperangan namun bukan berarti bulan ini buruk bersama sial. Karena seperti yg sudah kami uraikan diatas bahwa dinamakan bulan Safar karena dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh. Namun disisi lain, Rasulullah SAW meriang menempuh hidup baru dengan Khadijah binti Khuwailid tepat di bulan shafar. Jadi, untuk asumsi maupun mitos bulan safar adalah bulan sial itu tergantung dari kepercayaan bersama keyakinan kita masing-masing. Wallahu A'lam...
No comments:
Post a Comment