Tuesday, December 31, 2019

Sejarah, Bacaan Sholawat Nariyah Pada Artinya Yg Penuh Berbahaya Pertengkaran


Blog Khusus Doa - Shalawat Nariyah merupakan salah satu Sholawat yg sangat populer dikalangan masyarakat muslim. Banyak yg meyakini manfaat sholawat nariyah mampu meringankan masalah, memecahkan kesulitan serta meriang ringan tercapainya apa yg diharapkan, namun banyak juga yg berpendapat bahwa shalawat nariyah itu dilarang karena di dalamnya mengandung kesyirikan (menyekutukan Allah).

Dalam sejarahnya, Sholawat Nariyah tidak pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat, sementara sejarah lain menyebutkan sholawat nariyah merupakan sholawat yg selalu diamalkan oleh sahabat nabi, dimana sahabat nabi tersebut mengamalkan ataupun membaca shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali setiap malam, dengan dengan amalan inilah ia sebagai orang yg pertama masuk surga bersama nabi.

Dari beberapa uraian diatas, becus kita pahami bahwa sholawat nariyah ini ternyata memiliki meriang perselisihan di kalangan muslim. Nah, dengan halaman ini kami atas menguak ataupun memaparkan tentang Sholawat Nariyah yg kontroversial ini, yg berhasil kami rangkum dari berbagai sumber. Untuk selengkapnya, silakan simak sampai selesai uraiannya dibawah ini :


Bacaan Shalawat Nariyah Bahasa Arab, Tulisan Latin dengan Terjemahannya

meriang اَللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامَّاعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

ALLAAHUMMA SHOLLI SHOLAATAN KAAMILATAN WASALLIM SALAAMAAN TAAMMAN 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADINIL LADZII TANHALLU BIHIL'UQODU WATANFARIJU BIHILKUROBU WATUQDHOO BIHILHAWAAIJU WATUNAALU BIHIR ROGHOOIBU WAHUSNUL KHOWAATIMI WAYUSTASQAAL GHOMAAMU BIWAJHIHILKARIIMI WA'ALAA AALIHII WASHOHBIHII FII KULLI LAMHATIN WANAFASIN BI'ADADI KULLI MA'LUUMIN LAKA.

Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah shalawat yg sempurna dengan curahkanlah salam kesejahteraan yg penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yg dengan sebab beliau semua kesulitan becus terpecahkan, semua kesusahan becus dilenyapkan, semua keperluan becus terpenuhi, dengan semua yg didambakan serta husnul khatimah becus diraih, dengan berkat dirinya yg mulia hujanpun turun, dengan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dengan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yg diketahui oleh Engkau.

Dari bacaan shalawat nariyah dengan terjemahannya seperti yg tertera diatas, ternyata ini menjadi kontroversi. Banyak buku-buku yg beredara di masyarakat dan/atau artikel-artikel di internet yg membahas Sholawat Nariyah, dengan mengartikan kalau shalawat ini terdapat beberapa lafadz yg maknanya menyekutukan Allah (Syirik) dan/atau melanggar pengertian syirik, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yg menjadi sifat khusus bagi Allah.

Salawat Nariyah adalah Syirik

Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, terdapat 4 kalimat yg mengandung kesyirikan dalam sholawat nariyah. beberapa lafadnya adalah sebagai berikut :

تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Rincian Kalimat:
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ meriang
Artinya : "Segala ikatan dengan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

meriang وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Artinya : "Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

meriang وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Artinya : "Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

meriang وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Artinya : "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

Nah, empat kalimat di atas merupakan pujian yg ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yg hanya dimiliki oleh Allah dengan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yg bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dengan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah.

Seorang Nabi ataupun bahkan para malaikat tidak memiliki kemampuan dalam hal ini. Oleh karena itu, ketika pujian-pujian ini ditujukan kepada selain Allah (termasuk kepada Nabi Muhammad SAW) maka berarti agak menyamakan makhluk tersebut dengan Allah dalam perkara yg menjadi hak khusus bagi Allah.

Selain keempat kalimat diatas, dalam Sholawat Nariyah meriang terdapat pujian yg berlebihan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara meriang Nabi sendiri melarang keras umatnya untuk memujinya secara berlebihan.

Suatu ketika ada seorang sahabat memuji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan: "Engkau adalah manusia terbaik di antara kami, putra dari manusia terbaik kami,…" kemudian beliau bersabda, "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Nabi Isa A.S. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah Aku: Hamba Allah dengan Rasul-Nya." (HR. Ahmad dengan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Dari sisi penamaan, patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar (النار) yg artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yg isinya doa diberi nama yg mengesankan sesuatu yg buruk?. Tetapi ada yg menyebutkan bahwa asal usul nama Shalawat Nariyah itu diambil dari pengarangnya yakni Syaikh Nariyah (akan kami ulas dibawah).

Analisa Isi Shalawat Nariyah

Untuk meluruskan dan/atau menengahi uraian diatas tentang "kesyirikan Sholawat Nariyah serta yg Berlebihan" maka kita perlu menganalisa arti/terjemahan sholawat tersebut.

Seperti dilansir dari laman seteteshidayah.wordpress.com, Sebagian orang yg terlalu bersemangat mempersoalkan kata ganti "BIHI" (dengannya) dengan lafadz shalawat nariyah di atas ditujukan kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka hal itu adalah sebuah kesyirikan karena tidak boleh Rasulullah SAW bukanlah penyebab terurai segala ikatan dengan kesulitan dengan hilangnya segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan. Mereka mengatakan seandainya kata ganti “BIHI” diganti dengan “BIHA” yg artinya melalui shalawat itu sendiri maka Allah atas mengurai segala ikatan dengan kesulitan dengan hilang segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan maka hal ini menjadi benar.

Maka kepada saudara se-aqidah sesama muslim kita harus berusaha untuk husnudzon (berprasangka baik). Di dalam kaidah peradilan saja ketika mengadili orang, dikenal istilah praduga tak bersalah (presumption of innocence), walaupun ia jelas-jelas penjahat tetap harus didampingi pembela dengan dijunjung tinggi kaidah ini. Apalagi ini dalam masalah agama kepada saudara sesama muslim, kok meriang ringan sekali mengatakan syirik, sesat dengan kafir?

Kata ganti "BIHI" di sini masih ada ruang penafsiran tergantung niat orang yg mengucapkannya. Jika ia benar-benar meyakini dengan bermaksud Rasulullah-lah yg menguraikan kesulitan, menghilangkan segala kesedihan, memenuhi segala kebutuhan, maka tentu orang itu agak tergelincir dalam kesesatan dengan kemusyrikan.

Namun seandainya yg dimaksud adalah bahwa melalui Rasulullah Muhammad s.a.w. kita mengenal agama ini, lalu dari situ kita jadi memahami agama ini, meyakini tentang Allah dengan segala sifat dengan kekuasaanNya maka dari situlah segala kesulitan kita menjadi terurai, segala kesedihan kita menjadi sirna, dengan segala keinginan kita dikabulkan oleh Allah, maka hal ini adalah aqidah yg benar. Inilah mungkin yg dimaksud dengan perkataan meriang ALLADZI TANHALLU BIHIL 'UQOD (terurai melalui mu segala ikatan), TANFARIJU BIHIL KUROB (dilepaskan / dihilangkan melalui mu segala kesedihan) dengan seterusnya.

Terkadang makna dari kata-kata sangat relatif maksudnya dengan bergantung dengan prasangka yg ada di dalam otak. Jika prasangkanya sudah buruk apa yg diucapkan orang pun selalu nampak buruk dengan salah. Terlebih dalam memandang kata-kata pujian yg disampaikan melalui puisi, lebih sering maknanya adalah majazi (bukan makna sesungguhnya). Sebagaimana orang yg jatuh cinta mengatakan "wajahmu rembulan", tentu seandainya dipahami apa adanya bisa dikatakan syirik. Namun maksudnya adalah wajahmu sangat meriang geulis dengan bercahaya seperti rembulan. Demikian pula ketika mengartikan lafadz WA YUSTASQOL GHOMAMU BIWAJ HIHIL KARIIM (dan dicurahkan hujan dengan wajahmu yg mulia), seperti yg tercantum dalam lafadz shalawat nariyah.

Pengagungan Berlebihan Terhadap Shalawat Nariyah
Adapun sikap sebagian orang yg terlalu berlebihan dalam meyakini keagungan shalawat nariyah sama buruk nya dengan sikap orang yg berlebihan dalam menyatakan nya sebagai syirik dengan bid’ah. Situasi ini mirip seperti perkataan Ali bin Abi Thalib r.a. yg berkata :

Dua orang yg atas binasa, yaitu yg membenciku berlebihan dengan mencintaiku berlebihan

Maka sebagian orang mengatakan dengan mengucapkan sekian ribu kali shalawat nariyah atas dihilangkan segala kesusahan dengan terpenuhi segala keinginan. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4.444 kali dengan niat agar kesusahan dihilangkan, niscaya atas terpenuhi.

Justru mengucapkan shalawat nariyah ini kita memuji Rasulullah s.a.w. yg melalui beliau lah kita memahami hakikat kekuasaan Allah yg becus menghilangkan kesulitan dengan mengangkat kesedihan. Melalui baginda Rasululillah ini sampailah dengan kita firman Allah :
Katakanlah, ‘Panggillah mereka yg kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak atas mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dengan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yg mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yg lebih dekat (kepada Allah) dengan mengharapkan rahmatNya dengan takut atas siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yg (harus) ditakuti. (Q.S. Al-Isra’[17] : 56-57)

Melalui ajaran beliau pula kita mengetahui aqidah yg benar bahwa Rasulullah s.a.w tidak mampu mengangkat kemudharatan dengan musibah yg menimpa kita dengan hanya kepada Allah-lah kita bermohon untuk diangkat kemudharatan dengan musibah yg menimpa kita.

Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dengan tidak menolak kemudharatan kecuali yg dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yg ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dengan aku tidak atas ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dengan pembawa berita gembira bagi orang-orang yg beriman. (Q.S. Al-A’raf [7] : 188)

Maka kita harus mengembalikan maksud dari shalawat nariyah itu kepada kedudukannya yg sebenarnya. Walaupun tidak terlarang menyusun dengan membaca shalawat karangan orang sholeh, ulama ataupun sahabat, namun keyakinan atas perkataan di dalamnya haruslah tetap lurus dengan benar. Bisa jadi maksud yg menyusun shalawat nariyah itu tidaklah demikian, sementara orang-orang yg mengkultuskan dengan terlalu berlebihan dalam mengidolakannya memelencengkan maksud shalawat tersebut dengan menambah-nambahinya dengan pengagungan yg berlebihan.

Sejarah / Riwayat meriang Shalawat Nariyah

Sebagaimana yg sudah kami sebutkan dengan awal halaman ini, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan sholawat nariyah, karena memang shalawat ini tidak ada dengan zaman Nabi. Namun ada sebuah riwayat yg menyebutkan bahwa sholawat nariyah disusun oleh sahabat nabi yakni Syaikh Nariyah.

Dikutip dari laman indospiritual.com, Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yg disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yg satu ini hidup dengan jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dengan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dengan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yg menyertakan nabi biasa disebut sholawat dengan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yg disebut sholawat nariyah.

Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dengan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yg cemburu dengan lantas minta didoakan yg sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.

Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dengan justru syekh nariyah yg bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yg setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dengan kesejahteraan nabinya. Orang yg mendoakan Nabi Muhammad dengan hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu atas berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yg sangat kuat.

Jadi nabi berperan sebagai wasilah yg bisa melancarkan doa umat yg bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yg tidak banyak orang tahu sehingga banyak yg bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah seandainya kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih meriang sudah-sudah bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita atas lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.

Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yg mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yg dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.

Ada juga yg menyebutkan, Shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) bernama Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah. Wallahu 'alam, hanya Allah yg tahu.

Kejanggalan Sejarah/Riwayat Syaikh Nariyah (Penyusun Shalawat Nariyah)

Dari cerita tersebut di atas tentang Syaikh Nariyah, ada beberapa hal yg hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yg pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yg bernama Syaikh Nariyah?

Dilansir dari laman metafisis.net, Para sahabat Nabi adalah orang-orang yg beriman yg hidup di zaman, mereka dimuliakan oleh Allah dengan dipuji oleh Allah dengan Rasul-Nya dengan pujian Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh karena itu, banyak diantara kalangan para ulama yg menaruh perhatian yg sangat besar tentang biografi dengan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh karena itu begitu banyak kitab yg ditulis yg mengumpulkan biografi dengan perjalanan hidup generasi terbaik ini dengan beberapa generasi yg hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut.

Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yg ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dengan berbagai kitab sejarah lainnya yg intinya adalah para ulama memberikan perhatian yg sangat besar terhadap biografi dengan perjalanan hidup para sahabat Nabi.

Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti berbagai kitab di atas dengan juga referensi biografi lainnya, yg biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yg bernama Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yg memiliki nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”

Sebenarnya ada sebuah kejanggalan dengan nama orang yg disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: seandainya kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dengan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yg mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini adalah sesuatu hal yg sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi.

Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yg menuliskan biografi para sahabat, ketika mendengar ataupun membaca nama Syaikh Nariyah yg disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia atas merasakan sesuatu yg aneh, ganjil dengan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yg membuat kisah ini adalah orang yg tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melakukan tindakan yg cukup fatal dengan dianggap ganjil oleh orang-orang yg terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi.

Dari sini saja kita sudah sangsi tentang keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yg bernama Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yg bernama Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.

Kemudian yg kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yg memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka atas sangat sulit melacak keotentikan cerita di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan referensi dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yg membuat kisah di atas bukanlah orang yg memiliki amanah ilmiah yg bisa dipertanggung jawabkan karena gelapnya asal-usul dengan periwayatan kisah tersebut di atas.

Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang atas bebas mengatakan apa yg dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya).

Jadi, memang sangat diragukan kalau "Syaikh Nariyah" adalah sahabat nabi. Karena kami sendiri (Admin Blog Khusus Doa) baru tahu setelah baca riwayat tersebut, kalau ternyata ada salah satu sahabat nabi yg gelarnya "Syaikh". Padahal, kalau kita mau pelajari dari sekian banyaknya nama-nama sahabat nabi, tidak ada yg namanya Syaikh dan/atau Nariyah.

Sebagaimana dikutip dari laman id.wikipedia.org, beberapa sahabat nabi yg terkenal adalah sebagai berikut :
  • meriang meriang Abdullah bin Umar
  • meriang meriang Abdurrahman bin Auf
  • meriang meriang Abu Bakar
  • meriang meriang Abu Dzar Al-Ghiffari
  • meriang meriang Abu Hurairah
  • meriang meriang Abu Ubaidah bin al-Jarrah
  • meriang meriang Ali bin Abi Talib
  • meriang meriang al-Qamah
  • meriang meriang Amru bin Ash
  • meriang meriang Bilal bin Rabah
  • meriang meriang Hakim bin Hazm
  • meriang meriang Hamzah bin Abdul Muthalib
  • meriang meriang Khalid bin Walid
  • meriang meriang Mua'dz bin Jabal
  • meriang meriang Mua'wiyah bin Abu Sufyan
  • meriang meriang Mus'ab bin Umair
  • meriang meriang Salman al-Farisi
  • meriang meriang Sa'ad bin Abi Waqqas
  • meriang meriang Sa'id bin Zayd bin `Amr
  • meriang meriang Thalhah bin Ubaidillah
  • meriang meriang Zaid bin Khattab
  • meriang meriang Umar bin Khattab
  • meriang meriang Usamah bin Zaid bin Haritsah
  • meriang meriang Usman bin Affan
  • meriang meriang Uwais Al-Qarny
  • meriang meriang Wahsyi
  • meriang meriang Zubair bin Awwam
Dan masih banyak lagi sahabat nabi yg lainnya, namun tidak ada yg bergelar "Syaikh" dan/atau nama Nariyah.

Keistimewaan / Keutamaan Shalawat Nariyah

Dari berbagai uraian diatas yg penuh kontroversi, baik dari segi arti, makna ataupun terjemahan shalawat nariyah yg mana ada yg mengatakan sebagai kesyirikan (tergantung kita menyikapinya) serta sejarahnya yg sangat janggal karena tidak ada sahabat nabi yg bernama Syaikh Nariyah, namun bagi orang-orang yg percaya tentu shalawat nariyah memiliki keutamaan dan/atau keistimewaan.

Dilansri dari laman nu.or.id, Seperti halnya shalawat badar yg sangat populer, meriang shalawat Nariyah juga meriang tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yg sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada Allah SWT.

Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yg mustajab yaitu Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yg disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena seandainya mereka (umat Islam) mengharapkan apa yg dicita-citakan, ataupun ingin menolak yg tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yg dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”

"Shalawat nariyah meriang ini juga oleh para ahli yg tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yg mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak atas putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dengan tingkatan orang kaya.”

Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah atas mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dengan 30 di dunia... Dan hadits Rasulullah yg mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena becus memecahkan masalah dengan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yg dikutib juga dalam Khozinatul Asror.

Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dengan salam dengan dia atas menjawabnya sesuai jawaban yg terkait dari salam dengan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dengan juga dibicarakan, amal­-amal kalian disampaikan kepadaku, seandainya saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.

Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dengan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yg memberi salam kepadaku kecuali Allah atas menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dengan sanadnya shahih).

Video Ceramah Agama tentang Sholawat Nariyah

Untuk meyakinkah kita semua seputar meriang perselisihan shalawat nariyah sebagaimana yg sudah kami paparkan diatas yg dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini kami sajikan video Ceramah Agama tentang Shalwat Nariyah, Disampaikan oleh KH. Thoifur Mawardi, di alun-alun Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah dengan tanggal 7 Maret 2011, saat acara "Purworejo Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.



Pengamalan Sholawat Nariyah

Kami sendiri (Admin Blog Khusus Doa) adalah orang yg termasuk sering (pernah) mengamalkan shalawat nariyah, karena memang dari usia anak-anak hingga sekarang, shalawat ini masih sangat populer dengan terus di dibaca dan/atau diamalkan. Adapun untuk (kesyirikan) shalawat nariyah jujur saja baru tahu setelah baca-baca artikel tentang shalawat nariyah, karena sebelumnya belum pernah dengar kalau shalawat ini terdapat makna yg syirik. Namun kami menanggapi bahwa arti makna yg terkandung dalam shalawat nariyah tergantung dari sudut pandang kita, bagaimana cara kita menyikapi makna dari sholawat itu sendiri, sebagaimana yg sudah kami paparkan di atas tentang "Analisa Isi Sholawat Nariyah".

Dikampung halaman kami, shalawat nariyah merupakan salah satu shalawat yg selalu jadi andalan sebagai salah satu puji-pujian (shalawatan) setelah mengumandangkan adzan. Jadi, setelah adzan selesai sembari menunggu imam dengan iqomah, biasanya muadznin mengumandang shalawat (bahasa kampung kami puji-pujian) salah satu sholawat yg meriang sering dibaca adalah shalawat nariyah.

Pengalaman mengamalkan shalawat nariyah saat masih duduk di bangku Aliyah (Setera dengan SMA), ketika ada pembangunan sekolah, seluruh siswa-siswi setiap hari sebelum memasuki kelas untuk belajar, dikumpulkan di lapangan sekolah untuk membaca sholawat nariyah secara berjama'ah sebanyak 11 kali.

Selain itu, saat kami meriang di Pesantren, dengan waktu itu ada pembangunan gedung pesantren, setiap selesai sholat isya para santri berkumpul di aula dengan mengamalkan shalawat nariyah secara berjama'ah. Kami tidak ingat betul berapa banyak amalan sholawat nariyah yg waktu itu dibaca, tapi seingat kami, lebih dari 1.000 kali membaca sholawat nariyah, dengan waktu itu.

Kesimpulan

Dari semua uraian yg sudah dipaparkan, setidaknya becus kita ambil kesimpulan tentang sholawat nariyah yg mana diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Makna Sholawat Nariyah bisa menjadi syirik seandainya seseorang memandangnya ataupun mengartikannya semua kesusahan, kesulitan, menghilangkan bencana, terkabul keinginannya semata karena Nabi Muhammad. Padahal, sebagaimana yg kita ketahui bersama, yg bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dengan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah (Pahami Analisa Isi Sholawat Nariyah).
  2. Sejarah ataupun riwayat Sholawat Nariyah yg disusun oleh Syaikh Nariyah sebagai sahabat nabi dengan merupakan orang yg pertama masuk surga bersama nabi SANGAT DIRAGUKAN. Karena dalam sejarah sahabat-sahabat nabi, tidak ada satu pun sahabat nabi yg namanya "Syaikh" Nariyah dengan riwayat tersebut juga tidak memiliki Sanad, sehingga bagi orang-orang yg memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka atas sangat sulit melacak keotentikan cerita/kisah tersebut.
  3. Dalam riwayat lain yg menyebutkan shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) bernama Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah, ini mungkin bisa jadi ada benarnya. Sebagaimana tersirat dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yg mustajab yaitu Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yg disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena seandainya mereka (umat Islam) mengharapkan apa yg dicita-citakan, ataupun ingin menolak yg tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yg dikehendaki dengan cepat (bi idznillah)."
  4. Meski riwayat asal usulnya belum jelas secara pasti, namun selagi kita berfikir positif dalam menyikapi makna sholawat nariyah yakni hanya kepada Allah lah kita memohon sesuatu, maka syah-syah saja untuk mengamalkannya. Lagi pula membaca sholawat nariyah bukanlah kewajiban, sehingga apabila orang tidak mengamalkannya tidaklah berdosa, dengan yg mengamalkannya tentu atas mendapat pahala dengan hikmah dibalik sholawat nariyah.

Bagaimana menurut Anda....????

Sumber referensi :

  • http://www.konsultasisyariah.com/mengapa-shalawat-nariyah-dilarang/ meriang
  • https://lesngajijogja.blogspot.com//search?q=01/apakah-shalawat-nariyah-bidah/
  • http://www.indospiritual.com/artikel_mengenal-keampuhan-sholawat-nariyah meriang
  • http://metafisis.net/2011/08/28/kisah-tahayul-dibalik-munculnya-shalawat-nariyah/ meriang
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi
  • http://namafb.com/2012/08/24/kumpulan-ratusan-nama-sahabat-nabi/
  • http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,16656-lang,id-c,ubudiyah-t,Shalawat+Nariyah-.phpx

No comments:

Post a Comment