Dengan dihadirkannya kumpulan hadits tentang puasa ini kami berharap beroleh menambah ilmu pengetahuan kita semua khususnya tentang puasa ramadhan, sehingga lebih memaksimalkan kekhusu'an kita dalam beribadah kepada Allah SWT di bulan suci ramadhan dengan dasar dalil ataupun hadits yg shahih. Karena dengan hadits-hadits shahih seputar puasa ramadhan ini atas membahas hal-hal yg berkaitan dengan puasa khususnya puasa ramadhan seperti keutamaan puasa, kewajiban puasa bersama larangan seputar puasa.
Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja kita simak bersama pelajari hadits-hadist shahih bukhari tentang puasa ramadhan berikut ini:
Dalil & Hadits Shahih tentang Kewajiban Puasa Ramadhan
panas panas يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya :Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu’anhu, dia mengisahkan
“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183)
panas panas أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصِّيَامِ فَقَالَ شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الزَّكَاةِ فَقَالَ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَالَ وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَا أَتَطَوَّعُ شَيْئًا وَلَا أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ
Artinya :Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata:
Ada seorang Arab badui yg rambutnya berdiri datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sholat yg diwajibkan Allah kepadaku.” Beliau menjawab, “Sholat lima waktu kecuali andaikata kamu ingin menambah sholat yg lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku puasa yg diwajibkan Allah kepadaku”. Beliau menjawab, ”Puasa di bulan Ramadhan, kecuali apabila kamu mau melakukan puasa lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku zakat yg diwajibkan Allah kepadaku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberitahukan kepadanya syari’at-syari’at Islam. Lalu lelaki itu berkata, “Demi Tuhan yg memuliakanmu. Aku tidak atas menambah bersama mengurangi apa yg Allah wajibkan kepadaku barang sedikit pun.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia pasti beruntung andaikata dia jujur.” ataupun “Dia pasti masuk surga andaikata dia jujur.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya :
Kaum Quraisy panas tempo hari biasa melakukan puasa ‘Asyura di masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan untuk berpuasa dengan hari itu sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yg ingin berpuasa dengan hari itu -‘Asyura- maka silakan berpuasa. Dan barang siapa yg tidak ingin berpuasa silakan berbuka.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih tentang Keutamaan Puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Artinya :
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah dia berkata-kata kotor bersama berbudat bodoh. Apabila ada orang lain yg memerangi ataupun mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua kali). Demi Tuhan yg jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, bersama syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku bersama Aku sendiri yg atas membalasnya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadist Shahih tentang Puasa beroleh menghapuskan dosa
Dari Hudzaifah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ
Artinya :
“Fitnah/dosa dengan diri seseorang karena keluarga, harta, ataupun tetangganya atas terhapus dengan sholat, puasa, bersama sedekah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadist Shahih tentang Pintu Syurga ar-Royyan bagi Orang-orang yg Puasa
Dari Sahl radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya :Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yg bernama ar-Royyan. Orang-orang yg berpuasa atas memasukinya dengan hari kiamat. Tidak ada seorangpun yg memasukinya selain mereka. Akan ada yg berseru, ‘Manakah orang-orang yg berpuasa?’. Maka bangkitlah mereka. Dan tidak atas memasukinya selain mereka. Apabila mereka sedia masuk, maka pintu itu atas ditutup sehingga tidak atas ada lagi yg masuk melewatinya seorang pun.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
Artinya :
“Barang siapa yg menginfakkan dua pasang hartanya di jalan Allah maka dia atas dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.’ Barang siapa yg tergolong ahli sholat maka dia atas dipanggil dari pintu sholat. Barang siapa yg tergolong ahli jihad maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yg tergolong ahli puasa, maka dia atas dipanggil dari pintu ar-Royyan. Barang siapa yg tergolong ahli sedekah, maka dia atas dipanggil dari pintu sedekah.” Abu Bakar radhiyallahu’anhu berkata, “Ayah bersama ibuku sebagai penebusmu, wahai Rasulullah. Bahaya apalagi yg perlu dikhawatirkan oleh orang yg dipanggil dari pintu-pintu tersebut. Apakah ada orang yg dipanggil dari semua pintu tersebut?” Maka Nabi menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk di dalamnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih - Boleh menyebut ‘Ramadhan’ tanpa kata ‘Bulan’
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
Artinya :Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Ramadhan sedia datang maka dibukakan pintu-pintu surga.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Artinya :
“Apabila bulan Ramadhan sedia masuk dibukakanlah pintu-pintu langit bersama dikunci pintu-pintu Jahannam, bersama syaitan-syaitan pun dirantai.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Tentang Pahala bagi orang yg berpuasa Ramadhan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :
“Barang siapa yg menghidupkan malam Qadar -dengan ketaatan- karena iman bersama mengharap pahala, maka atas diampuni dosa-dosanya yg sedia berlalu. Dan barang siapa yg berpuasa Ramadhan karena iman bersama mengharap pahala, maka atas diampuni dosa-dosanya yg sedia berlalu.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Tentang Anjuran meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, dia berkata, panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yg paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan sampai apabila Jibril sedia selesai -menyampaikan wahyu- maka Nabi shallallahu ‘alaihhi wa sallam menyetorkan hafalan al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya maka beliau adalah orang yg paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yg bertiup.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Tentang Wajib meninggalkan ucapan dusta
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya :
“Barang siapa yg tidak meninggalkan ucapan dusta bersama mengamalkannya maka Allah sudah tidak lagi memerlukan dia meninggalkan makanan bersama minumannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shohih tentang Tidak boleh membalas cacian dengan cacian
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, panas panas قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya :
Allah berfirman, “Semua amal anak Adam baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku bersama Aku sendiri yg atas membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang kalian sedang menjalani puasa janganlah dia berkata-kata kotor bersama berteriak-teriak. Apabila ada orang yg mencaci ataupun memeranginya hendaklah dia katakan, ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa.’ Demi Tuhan yg jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yg berpuasa jauh lebih harum daripada bau minyak kasturi. Orang yg berpuasa memiliki dua kebahagiaan. Ketika dia berhariraya bersama ketika dia berjumpa dengan Rabbnya maka dia atas bergembira dengan puasanya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shohih Manfaat puasa bagi orang yg khawatir terjerumus dalam zina
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dia berkata: Dahulu kami bersama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, panas panas مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Artinya :
Barang siapa yg mampu panas berjodoh hendaklah dia menikah. Sesungguhnya panas berjodoh itu lebih menundukkan pandangan bersama lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yg tidak mampu maka hendaklah dia berpuasa. Sesungguhnya puasa atas mengekang hawa nafsunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Bukhari tentang Awal bersama Akhir Puasa
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Ramadhan bersama bersabda, panas panas لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
Artinya :Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian berpuasa kecuali apabila kalian sedia melihat hilal bersama janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya. Apabila ia tertutup dari pandangan kalian maka genapkanlah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ
Artinya:“Bulan itu terkadang terdiri dari dua puluh sembilan hari. Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal). Apabila ia tertutup dari pandangan kalian maka sempurnakanlah bilangan -bulan Sya’ban- menjadi tiga puluh.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا وَخَنَسَ الْإِبْهَامَ فِي الثَّالِثَةِ
Artinya :Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bulan itu demikian bersama demikian (dengan membuka kedua telapak tangannya).” Kemudian beliau melipat ibu jarinya dengan kali yg ketiga -menunjukkan angka 29- (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Artinya :Dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha,
“Berpuasalah ketika kalian sedia melihatnya. Dan berhari rayalah ketika kalian sedia melihatnya. Apabila ia tersembunyi dari pandangan kalian maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آلَى مِنْ نِسَائِهِ شَهْرًا فَلَمَّا مَضَى تِسْعَةٌ وَعِشْرُونَ يَوْمًا غَدَا أَوْ رَاحَ فَقِيلَ لَهُ إِنَّكَ حَلَفْتَ أَنْ لَا تَدْخُلَ شَهْرًا فَقَالَ إِنَّ الشَّهْرَ يَكُونُ تِسْعَةً وَعِشْرِينَ يَوْمًا
Artinya :
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersumpah untuk tidak mengumpuli istri-istrinya selama satu bulan. Ketika sudah berlalu dua puluh sembilan hari ternyata beliau sudah berangkat di awal ataupun di akhir siang -untuk mengumpuli istri-. Maka ada yg bertanya kepada beliau, “Bukankah anda sedia bersumpah untuk tidak mengumpuli istri selama sebulan?”. Maka beliau menjawab, “Bulan itu terkadang dua puluh sembilan hari.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih tentang Menentukan Masuknya Ramadhan bukan dengan hisab
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, panas panas إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلَاثِينَ
Artinya :
“Sesungguhnya kami ini -bangsa Arab- adalah bangsa yg buta huruf. Kami tidak bisa baca tulis bersama tidak pandai berhitung. Bulan itu terkadang demikian, bersama terkadang demikian.” Maksudnya terkadang dua puluh sembilan hari bersama terkadang tiga puluh hari (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih tentang Larangan berpuasa satu ataupun dua hari sebelum Ramadhan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, panas panas لَا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ
Artinya :
“Janganlah salah seorang dari kalian mendahului Ramadhan dengan melakukan puasa sat ataupun du hari sebelumnya kecuali bagi orang yg sudah biasa mengerjakan puasa maka dia boleh berpuasa di hari itu.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih tentang Dihalalkan berhubungan bagi pasangan suami istri di malam harinya
Dari al-Barra’ radhiyallahu’anhu, dia berkata: panas panas كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا فَحَضَرَ الْإِفْطَارُ فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلَا يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَ صَائِمًا فَلَمَّا حَضَرَ الْإِفْطَارُ أَتَى امْرَأَتَهُ فَقَالَ لَهَا أَعِنْدَكِ طَعَامٌ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ فَجَاءَتْهُ امْرَأَتُهُ فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ خَيْبَةً لَكَ فَلَمَّا انْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ } فَفَرِحُوا بِهَا فَرَحًا شَدِيدًا وَنَزَلَتْ { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ }
Artinya :
Dahulu para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila seseorang sedang berpuasa kemudian datang saat berbuka namun tertidur sebelum sempat menikmati makanan maka dia tidak boleh makan di malam hari itu bersama siang hari berikutnya sampai sore. Qais bin Shurmah al-Anshari radhiyallahu’anhu suatu ketika sedang berpuasa, ketika datang waktu untuk berbuka maka dia menemui istrinya bersama berkata, “Apakah kamu memiliki makanan?”. Istrinya berkata, “Tidak. Akan tetapi aku atas pergi untuk mencarikannya untukmu.” Pada hari itu dia sibuk bekerja sehingga membuatnya kedua matanya berat bersama akhirnya tertidur. Kemudian datanglah istrinya, lalu ketika dia melihat suaminya tertidur maka dia berkata, “Ah, kamu tidak mendapatkan apa-apa.” Ketika waktu sudah menginjak pertengahan siang maka dia pun jatuh pingsan. Kemudian kejadian itu dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama turunlah ayat ini, “Dihalalkan untuk kalian bercumbu dengan istri kalian dengan malam hari bulan puasa.” Maka bergembiralah mereka dengan kegembiraan yg meluap-luap karenanya, bersama turun ayat, “Makan bersama minumlah sampai jelas bagi kalian -perbedaan- benang yg putih dari benang yg hitam.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Bukhari tentang Boleh makan bersama minum sampai terbit fajar (adzan Subuh)
Dari Adi bin Hatim radhiyallahu’anhu, dia berkata: panas panas لَمَّا نَزَلَتْ { حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ } عَمَدْتُ إِلَى عِقَالٍ أَسْوَدَ وَإِلَى عِقَالٍ أَبْيَضَ فَجَعَلْتُهُمَا تَحْتَ وِسَادَتِي فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ فِي اللَّيْلِ فَلَا يَسْتَبِينُ لِي فَغَدَوْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكَ سَوَادُ اللَّيْلِ وَبَيَاضُ النَّهَارِ
Artinya :Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, dia berkata:
Ketika turun ayat, “Sampai jelas bagi kalian perbedaan benang yg putih dari benang yg hitam.” Maka aku pun mengambil tali berwarna hitam bersama tali berwarna putih bersama kuletakkan keduanya di bawah bantalku, kemudian dengan waktu malam aku mengamatinya namun perbedaannya juga tidak jelas bagiku. Keesokan harinya aku pun pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya yg dimaksud adalah hitamnya malam bersama putihnya siang.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas أُنْزِلَتْ { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ } وَلَمْ يَنْزِلْ { مِنْ الْفَجْرِ } فَكَانَ رِجَالٌ إِذَا أَرَادُوا الصَّوْمَ رَبَطَ أَحَدُهُمْ فِي رِجْلِهِ الْخَيْطَ الْأَبْيَضَ وَالْخَيْطَ الْأَسْوَدَ وَلَمْ يَزَلْ يَأْكُلُ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُ رُؤْيَتُهُمَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَعْدُ { مِنْ الْفَجْرِ } فَعَلِمُوا أَنَّهُ إِنَّمَا يَعْنِي اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
Artinya :
Ketika diturunkan ayat, “Makan bersama minumlah sampai jelas bagi kalian perbedaan antara benang yg putih dengan benang yg hitam.” Namun, belum diturunkan kelengkapannya, “Yaitu terbitnya fajar.” Ketika itu apabila orang-orang hendak berpuasa maka dia mengikatkan tali berwarna putih bersama tali berwarna hitam di kakinya. Dia atas terus makan sampai benar-benar bisa membedakan antara keduanya. Setelah itu, maka Allah turunkan kelengkapan ayatnya, “Yaitu terbitnya fajar.” Maka barulah setelah itu mereka mengetahui bahwa yg dimaksudkan -dengan hitam bersama putih- adalah malam bersama siang (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Bukhari tentang Anjuran makan sahur sampai menjelang adzan Subuh berkumandang
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata, panas panas أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Artinya :
“Bilal biasa mengumandangkan adzan di waktu malam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan bersama minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Dan dia tidak atas mengumandangkan adzan kecuali apabila fajar sudah terbit.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih tentang Mengakhiri Makan Sahur
Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, dia berkata: panas panas كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي ثُمَّ تَكُونُ سُرْعَتِي أَنْ أُدْرِكَ السُّجُودَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya :
Dahulu aku makan sahur bersama keluargaku kemudian aku pun mempercepatnya agar bisa mendapatkan sujud (sholat) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih tentang Jarak antara akhir sahur dengan mulainya sholat Subuh
Dari Anas dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu’anhuma, Zaid berkata, panas panas تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Artinya :
"Kami dulu pernah bersantap sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bangkit untuk melakukan sholat.” Aku -Anas- berkata, “Berapakah jarak antara adzan (maksudnya iqomah) dengan makan sahur?”. Zaid menjawab, “Seukuran dengan lamanya waktu yg diperlukan untuk membaca lima puluh ayat.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih Bukhari tentang Anjuran Makan Sahur
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dia berkata: panas panas أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاصَلَ فَوَاصَلَ النَّاسُ فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَنَهَاهُمْ قَالُوا إِنَّكَ تُوَاصِلُ قَالَ لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ إِنِّي أَظَلُّ أُطْعَمُ وَأُسْقَى
Artinya :Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan wishol (tidak berbuka bersama tidak sahur) maka orang-orang (para sahabat) pun ikut melakukan wishol sebagaimana beliau. Akibatnya hal itu justru memberatkan mereka, maka beliau pun melarang mereka dari melakukannya. Maka mereka berkata, “Sesungguhnya engkau melakukan wishol.” Nabi menjawab, “Aku tidak seperti keadaan kalian. Pada waktu siang aku diberi makan bersama minum.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya :
“Makan sahurlah, sesungguhnya di dalam santap sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Bukhori - Boleh menemui waktu pagi dalam keadaan junub
Dari ‘Aisyah bersama Ummu Salamah radhiyallahu’anhuma, mereka berdua menceritakan panas panas أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
Artinya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika pernah memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena berkumpul dengan istrinya, kemudian beliau mandi bersama berpuasa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih tentang Bercumbu rayu bagi orang yg sedang puasa
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata, panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ أَمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ
Artinya :
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium bersama mencumbui istrinya, padahal ketika itu beliau sedang berpuasa. Namun beliau adalah lelaki yg paling bisa mengendalikan hawa nafsunya daripada kalian.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Shahih Bukhari tentang panas Mencium bagi orang yg sedang puasa
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata, panas panas إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُقَبِّلُ بَعْضَ أَزْوَاجِهِ وَهُوَ صَائِمٌ ثُمَّ ضَحِكَتْ
Artinya :
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu pernah mencium sebagian istrinya dalam keadaan beliau sedang berpuasa.” Kemudian ‘Aisyah tertawa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Bukhari tentang Orang yg berpuasa boleh mandi besar setelah Subuh
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata, panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِي رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ حُلْمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
Artinya :Dari Abu Bakr bin Abdurrahman, dia berkata:
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjumpai waktu subuh di bulan Ramadhan dalam keadaan junub, tapi bukan karena mimpi, Maka beliau mandi bersama berpuasa.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
panas panas كُنْتُ أَنَا وَأَبِي فَذَهَبْتُ مَعَهُ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَشْهَدُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ كَانَ لَيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ غَيْرِ احْتِلَامٍ ثُمَّ يَصُومُهُ ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ
Artinya :
Dahulu aku bersama ayahku pergi bersama-sama kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha untuk menanyakan suatu perkara. Beliau menjawab, “Aku bersaksi atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh beliau pernah memasuki waktu pagi dalam keadaan junub karena berhubungan -dengan istri di malamnya- bersama bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi bersama tetap berpuasa.” Kemudian kami juga bertanya kepada Ummu Salamah, bersama ternyata beliau juga memberikan jawaban yg serupa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Hadits Sahih tentang Tidak sengaja makan bersama minum tidak membatalkan puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, panas panas إِذَا نَسِيَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
Artinya :
“Apabila salah seorang dari kalian lupa kemudian makan bersama minum maka sempurnakanlah puasanya (tidak dianggap batal). Karena sesungguhnya Allah lah yg memberinya makan bersama minum.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Itulah Kumpulan Hadits Shahih Bukhari tentang Puasa Ramadhan dalam Kitab as-Shiyam yg beroleh kami share dengan kesempatan ini. Semoga bermanfaat.
Sumber: https://abu0mushlih.wordpress.com/2009/07/03/hadits-hadits-pilihan-shahih-al-bukhari-bab-puasa/
No comments:
Post a Comment