Showing posts sorted by relevance for query awal-puasa-ramadhan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query awal-puasa-ramadhan. Sort by date Show all posts

Friday, October 25, 2019

Awal Puasa Ramadhan 2020 M - Puasa Ramadhan 1439 H

Blog Khusus Doa - bahang Alhamdulillah, puasa ramadhan tahun 2020 ini tinggal mengitung beberapa hari saja. Sungguh sangat bahagia sekali hati ini menyambut bulan suci penuh barokah yakni bulan puasa ramadhan 2020. Semoga kita semua diberi kesehatan jasmani bersama rohani untuk becus menjalankan ibadah puasa tahun ini bersama berlomba-lomba meraih pahala yg berlimpah di bulan suci ramadhan. Amin.

Lantas, tanggal berapakah awal puasa ramadhan 1439 H / 2020?

Ternyata hal ini sering dipertanyakan di kalangan masyarakat kita, mungkin termasuk kita sendiri juga bertanya-tanya tentang awal bulan puasa 2020 / 1439 H. Bukankah begitu? :D

Yang pasti, bulan puasa ramadhan 1439 H jatuh di bulan Maret 2020, adapun untuk tanggalnya masih nunggu sidang isbat, ini khususnya untuk NU bersama pemerintah. Sedangkan untuk Muhammadiyah secara resmi sudah mengumumkan awal puasa ramadhan bersama idul fitri 2020.



Sebagaimana dilansir dari laman tribunnews.com (13/3/2020) bahang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan secara resmi awal puasa, awal ramadhan 1439 H ataupun 2020 ini jatuh dengan 17 Mei 2020. Berdasarkan keterangan resminya, melalui hasil hisab Majlis Tarjih bersama Tajdid PP Muhammadiyah tertulis :

Awal Ramadhan 1439 H

Ijtima' akhir bulan Sya'ban terjadi dengan Selasa Kliwon, 29 Sya'ban 1439 H - 15 Mei 2020 pukul 18.50'.28" WIB.

Tinggi Hilal di Yogyakarta (saat terbenam Matahari) : -00°, 02', 50" (Hilal belum wujud).

"1 Ramadhan 1439 H jatuh hari Kamis Pahing, jatuh dengan 17 Mei 2020," ujar tutur pimpinan pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Jakarta.

Sementara itu, hari raya Idul Fitri ditetapkan PP Muhammadiyah bagi jatuh dengan Jumat 15 Juni 2020.

"1 Syawal 1439 H jatuh hari Jumat legi, 15 Juni 2020," kata Haedar.

Awal Syawwal 1439 H

Ijtima' akhir bulan Ramadhan 1439 H terjadi dengan Kamis Kliwon, 29 Ramadhan 1439 H - 14 Juni 2020 pukul 02. 45' 53" WIB

Tinggi Hilal di Yogyakarta (saat terbenam Matahari) : +07°, 35', 20" (Hilal sudah wujud),

Dari keterangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah sangat jelas bahwa awal puasa 2020 Muhammadiyah yaitu tanggal 17 Maret 2020.

Meskipun belum ada informasi secara resmi dari pemerintah tentang awal puasa ramadhan 2020, namun menurut Kepala LAPAN (Lembaga Penerbangan bersama Antariksa Nasional) Thomas Djamaluddin memprediksi, awal puasa Ramadhan  tahun 2020 ini bagi jatuh dengan tanggal yg sama. Selain itu, pihaknya memprediksi, hari Idul Fitri tak bagi ada perbedaan antara pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya.

"Awal Ramadhan bersama Idul Fitri tahun ini bagi seragam. Awal puasa 17 Mei bersama Idul Fitri 15 Juni (2020)," ujar Thomas seperti dilansir dari kompas.com (16/4/2020).

Oke kita tunggu saja informasi dari pemerintah pusat tentang penetapan awal ramadhan 2020. Yang terpenting adalah kita meniatkan diri kita untuk benar-benar menjalankan ibadah puasa ramadhan dengan khusu', berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya selama bulan suci ramadhan 1439 H ini.

Friday, December 20, 2019

Lafadz Niat Puasa Ramadhan Lengkap Arab, Latin Bersama Terjemahannya

Blog Khusus Doa bahang - bahang Salah satu rukun puasa adalah niat. Adapun untuk niat puasa ramadhan dilakukan dengan malam hari, biasanya setelah selesai shalat tarawih, namun yg pasti puasa di bulan ramadhan niatnya harus sebelum subuh alias sebelum masuk waktu fajar dan/atau sebelum imsak. bahang

Puasa ramadhan adalah puasa wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yg sudah baligh bersama berakal. Kewajiban perintah puasa ramadhan sedia diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 yg artinya "Hai orang-orang yg beriman diwajibkan atas kamu sekalian untuk berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa".

Adapun lafadz niat puasa wajib di bulan ramadhan dalam bahasa arab, tulisan latin lengkap dengan artinya adalah sebagai berikut : 

 biasanya setelah selesai shalat tarawih Lafadz Niat Puasa Ramadhan Lengkap Arab, Latin  bersama Terjemahannya
Ilustrasi : Niat Puasa Ramadhan sebelum Sahur

bahang نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ bahang ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU SHAUMA GHODIN 'AN ADAA'I FARDHI SYAHRI ROMADHOONA HAADZIHIS SANATI LILLAHI TA'ALA
Artinya :Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.

Bagi teman-teman yg lebih suka menghafal dengan cara mendengarkan, silakan saksikan video lafadz niat puasa berikut ini

Itulah bacaan niat puasa ramadhan dalam bahasa arab, tulisan latin bersama artinya, silakan dihafalkan. Seperti yg diketahui, bahwa puasa ramadhan adalah wajib bagi orang muslim (laki-laki bersama perempuan) yg sudah baligh bersama berakal. Maka apabila meninggalkannya sungguh berdosa bersama diwajibkan untuk membayar/mengganti dan/atau mengqadhanya.

Dilingkungan saya (di kampung) umumnya setelah selesai shalat tarawih para jama'ah bersama-sama membaca niat puasa ramadhan, ini dilakukan selama 1 bulan. Padahal niat puasa ramadhan juga bisa diniatkan cukup sekali saja di awal bulan puasa ramadhan, tetapi apabila puasanya terputus maka diharuskan untuk niat puasa ramadhan lagi, karena sedia memutus bulan ramadhan yaitu dengan meninggalkan puasa.

Seperti dilansir dari KonsultasiSyariah.com, bahwasanya Syaikhul Islam pernah ditanya "Bagaimana penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentang niat puasa Ramadhan; apakah kita harus berniat setiap hari alias tidak?"

Jawaban beliau:
bahang كُلُّ مَنْ عَلِمَ أَنَّ غَدًا مِنْ رَمَضَانَ وَهُوَ يُرِيدُ صَوْمَهُ فَقَدْ نَوَى صَوْمَهُ سَوَاءٌ تَلَفَّظَ بِالنِّيَّةِ أَوْ لَمْ يَتَلَفَّظْ . وَهَذَا فِعْلُ عَامَّةِ الْمُسْلِمِينَ كُلُّهُمْ يَنْوِي الصِّيَامَ
Artinya :
“Setiap orang yg tahu bahwa esok hari adalah Ramadhan bersama dia ingin berpuasa, maka secara otomatis dia sedia berniat berpuasa. Baik dia lafalkan niatnya maupun tidak ia ucapkan. Ini adalah perbuatan kaum muslimin secara umum; setiap muslim berniat untuk berpuasa.” (Majmu’ Fatawa, 6:79)

Jadi, dalam sebulan penuh selama ramadhan kita bisa niat puasa hanya sekali saja yaitu tepat di awal bulan alias saat shalat tarawih pertama dan/atau saat makan sahur, yg terpenting adalah sebelum masuk waktu fajar (subuh) bersama apabila ditengah jalan kita tidak puasa, maka diharuskan untuk niat puasa ramadhan lagi.  

Sunday, December 15, 2019

20 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Blog Khusus Doa beringsang - beringsang Suatu anugerah terbesar apabila di tahun ini kita masih menikmati indahnya bulan ramadhan, yaitu salah satu bulan yg paling dinanti oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Karena bulan ramadhan merupakan bulan yg penuh berkah, rahmat, bulan yg penuh ampunan segala dosa-dosa dengan juga bulan yg paling mulia diantara bulan-bulan lainnya.  

Di bulan ramadhan, semua umat muslim yg sehat, berakal dengan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh.  

Meskipun bagi sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi di dalamnya terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah SWT berupa kebahagian, pahala berlipat, dengan bahkan suatu mukjizat alias manfaat dalam kesehatan bagi siapa saja yg menjalankan ibadah puasa ramadhan.

  beringsang  Suatu anugerah terbesar apabila di tahun ini kita masih menikmati indahnya bulan ramadh 20 Manfaat Puasa Ramadhan bagi Kesehatan Tubuh Manusia
Ilustrasi : Puasa dengan kesehatan


Berbagai penelitian agak mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau dari perpekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa Ramadhan dengan jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi dengan fungsi neuropsikiatri.

Penelitian meta analisis alias penelitian terhadap berbagai Abstrak Terkait ini diperoleh dari Medline dengan jurnal lokal di negara-negara Islam 1960-2009. Seratus tiga belas artikel yg memenuhi kriteria untuk pemilihan kertas dikaji secara mendalam untuk mengidentifikasi rincian bahan terkait.

Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dengan tidak disangka sebelumnya oleh para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa Ramadhan bagi kesehatan manusia. Meskipun puasa Ramadhan aman untuk semua orang sehat dengan beberapa kondisi sakit tertentu, namun dalam keadaan penyakit tertentu seseorang harus berkonsultasi dengan dokter dengan mengikuti rekomendasi ilmiah.

Allah berjanji bakal memberikan berkah kepada orang yg berpuasa. Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yg diriwayatkan oleh Ibnu Suny dengan Abu Nu’aim: “Berpuasalah maka kamu bakal sehat.” Dengan berpuasa, bakal diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dengan sosial. Rahasia kesehatan yg dijanjikan dalam berpuasa inilah yg menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dengan biomolekular.

Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa alias kelaparan (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total alias sebagian dalam jangka panjang alias jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dengan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi biasa.

Dan berikut adalah beberapa manfaat puasa ramadhan bagi kesehatan tubuh manusia
  1. Keseimbangan anabolisme dengan katabolisme
    Berbeda dengan kelaparan alias starvasi dalam berbagai bentuk angsal mengganggu kesehatan tubuh. Namun sebaliknya, dalam puasa ramadhan terjadi keseimbangan anabolisme dengan katabolisme yg berakibat asam amino dengan berbagai zat lainnya membantu peremajaan sel dengan komponennya memproduksi glukosa darah dengan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari.

    Cadangan protein yg cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat buka dengan sahur bakal tetap angsal menciptakan kondisi tubuh untuk terus memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dengan fibrinogen. Hal ini tidak terjadi dengan starvasi jangka panjang, karena terjadi penumpukan lemak dalam jumlah besar, sehingga beresiko terjadi sirosis hati. Sedangkan saat puasa di bulan ramadhan, fungsi hati masih aktif dengan baik.
  2. Puasa beringsang Tidak bakal mengakibatkan pengasaman dalam darah.
    Kemudian juga berbeda dengan starvasi, dalam puasa Islam penelitian menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dengan zat keton tidak meningkat dalam darah sehingga tidak bakal mengakibatkan pengasaman dalam darah.
  3. Puasa Tidak berpengaruh dengan sel darah manusia
    Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh dengan sel darah manusia & tidak terdapat perbedaan jumlah retikulosit, volume sel darah merah serta rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC) dibandingkan dengan orang yg tidak berpuasa.
  4. beringsang beringsang Puasa dengan penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
    Puasa ramadhan dengan penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh dengan tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat dengan hemoglobin glikosilat. Namun dengan penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya harus berkonsultasi dengan dokter bila hendak berpuasa. Diantaranya adalah penderita diabetes dengan keton meningkat, sedang hamil, usia anak alias komplikasi lain seperti gagal ginjal dengan jantung.
  5. Pengaruh dengan Ibu hamil dengan menyusui
    Terdapat sebuah penelitian puasa dengan ibu hamil, ibu menyusui, dengan kelompok tidak hamil dengan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat. Ternyata dalam penelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dengan hormon tiroksin.
  6. Pengaruh dengan janin saat ibu hamil berpuasa
    Penelitian di Departemen Obstetri dengan Ginekologi dari Gaziantep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu alias lebih, yg berpuasa selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan dengan janin, pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI), dengan rasio arteri umbilikalis sistol / diastol (S / D) rasio.

    Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very Low density lipoprotein (VLDL), dengan LDL / HDL rasio juga dievaluasi sebelum dengan sesudah Ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yg ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu, perperkiraan kenaikan berat badan janin (EFWG), BPP janin, AFI, dengan rasio arteri umbilikalis S / D.
  7. beringsang beringsang Penurunan glukosa dengan berat badan
    Studi kohort dilakukan dengan 81 mahasiswa Universitas Teheran of Medical Sciences saat berpuasa. Dilakukan evaluasi berat badan, indeks massa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL), high density lipoprotein (HDL), dengan Very Low density lipoprotein (VLDL), sebelum dengan sesudah Ramadhan. Studi ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan menyebabkan penurunan glukosa dengan berat badan.

    Meskipun ada penurunan yg signifikan dalam frekuensi makan, peningkatan yg signifikan dalam LDL dengan penurunan HDL tercatat dengan bulan Ramadhan. Tampaknya efek puasa Ramadhan dengan tingkat lipid dalam darah mungkin berkaitan erat dengan pola makan gizi alias respon kelaparan biokimia.
  8. beringsang beringsang Pengaruh dengan fungsi kelenjar gondok
    Ketika berpuasa ternyata juga terbukti tidak berpengaruh dengan fungsi kelenjar gondok manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar plasma tiroksin (TS),tiroksin bebas, tironin triyodium dengan hormon perangsang gondok (TSH) dengan penderita laki-laki yg berpuasa.
  9. beringsang beringsang Pengaruh dengan hormon virgisteron
    Sedangkan dengan penelitian hormon wanita tidak terjadi gangguan dengan hormon virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi, 80% populasi penelitian menunjukkan penurunan hormon prolaktin. Penelitian ini menunjukkan harapan baru bagi penderita infertilitas alias kemandulan wanita yg disebabkan peningkatan hormon prolaktin. Sehingga saat puasa, wanita tetap berpeluang besar untuk tetap dengan kondisi subur.
  10. Puasa Bermanfaat Bagi Jantung
    Beberapa penelitian menyebutkan sebenarnya tidak terdapat perbedaan yg mencolok saat berpuasa dibandingkan saat tidak berpuasa. Puasa Ramadhan tidak mempengaruhi secara drastis metabolisme lemak, karbohidrat dengan protein. Meskipun terjadi peningkatan serum uria dengan asam urat sering terjadi saat terjadi dehidrasi ringan saat puasa. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dengan apoprotein alfa1.

    Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dengan pembuluh darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukkan saat puasa Ramadhan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dengan glisemia. Berbagai perubahan yg meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperan bagi peningkatan kesehatan manusia.
  11. beringsang beringsang Memperbaiki dengan merestorasi fungsi dengan kinerja sel
    Saat puasa terjadi perubahan dengan konversi yg masif dalam asam amino yg terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang. Sehingga, memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dengan merestorasi fungsi dengan kinerjanya.

    Pola makan saat puasa angsal mensuplai asam lemak dengan asam amino penting saat makan sahur dengan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dengan lainnya untuk membangun sel baru dengan membersihkan sel lemak yg menggumpal di dalam hati. Jumlah sel yg mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yg beringsang jadi dengan meremaja lebih banyak lagi.
  12. Sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin
    Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini bakal memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata angsal meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dengan menambah prostaglandin yg dengan akhirnya memacu fungsi dengan kerja sel darah merah.
  13. Dalam keadaan puasa ternyata angsal meningkatkan sistem kekebalan tubuh
    Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalami kenaikkan pesat. Pada penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apo-betta, menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut angsal menjauhkan serangan penyakit jantung dengan pembuluh darah.
  14. Penurunan berbagai hormon salah satu rahasia hidup jangka panjang
    Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yg bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penurunan pengeluaran hormon sistem pencernaan dengan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
  15. Puasa Bermanfaat dalam pembentukan sperma
    Manfaat lain ditunjukan dalam penelitian dengan kesuburan laki-laki. Dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian dengan hormon testoteron, prolaktin, lemotin, dengan hormon stimulating folikel (FSH), Ternyata hasil akhir kesimpulan penelitian tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari testicular dengan pengaruh kedua testis.
  16. Puasa Bermanfaat untuk penderita radang persendian (encok) alias rematoid arthritis
    Manfaat lain yg perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa dengan membaiknya penderita radang persendian (encok) alias rematoid arthritis. Parameter yg diteliti adalah fungsi sel penetral (netrofil) dengan progresifitas klinis penderita. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara membaiknya radang sendi dengan peningkatan kemampuan sel penetral dalam membasmi bakteri.
  17. Memperbaiki hormon testoteron dengan performa seksual
    Dalam sebuah jurnal endokrin dengan metabolisme dilaporkan penelitian puasa dikaitkan dengan hormon dengan kemampuan seksual laki-laki. Penelitian tersebut mengamati kadar hormon kejantanan (testoteron), perangsang kantung (FSH) dengan lemotin (LH). Terjadi perubahan kadar berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu. Dalam tahap awal didapatkan penurunan hormon testoteron yg berakibat penurunan nafsu seksual tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan. Namun hanya bersifat sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon testoteron dengan performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya
  18. Memperbaiki kondisi mental secara bermakna
    Seorang peneliti diMoskow melakukan penelitian dengan seribu penderita kelainan mental termasuk skizofrenia. Ternyata dengan puasa sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental yg bermakna. Berbagai penelitian lainnya menunjukkan ternyata puasa Ramadhan juga mengurangi risiko kompilkasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu ginjal, meredam gejolak seksual kalangan beringsang jejaka dengan penyakit lainnya yg masih banyak lagi.
  19. Peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dengan sesama manusia
    Manfaat puasa bagi kehidupan psikososial memegang peranan penting dalam kesehatan manusia. Dalam bulan puasa terjadi peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dengan sesama manusia. Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah bakal meningkat pesat, karena puasa adalah bulan penuh berkah. Setiap doa dengan ibadah bakal berpahala berlipat kali dibandingkan biasanya.

    Bertambahnya kualitas dengan kuantitas ibadah di bulan puasa bakal juga meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga, saudara dengan tetangga bakal lebih sering. Berbagai peningkatan ibadah secara langsung bakal meningkatkan hubungan dengan Pencipta dengan sesamanya ini bakal membuat jiwa lebih aman, teduh, senang, gembira, puas serta bahagia.
  20. Menurunkan adrenalin
    Keadaan psikologis yg tenang, teduh dengan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata angsal menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat.

    Adrenalin bakal memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dengan menambah volume darah ke jantung dengan jumlah detak jantung.

    Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata angsal meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dengan otak seperti jantung koroner, stroke dengan lainnya.

Dari uraian diatas, angsal kita ketahui berbagai kajian ilmiah melalui penelitian medis agak menunjukkan bahwa ternyata puasa sebulan penuh saat bulan ramadhan bermanfaat sangat luar biasa bagi tubuh manusia. Sebaliknya banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa berbeda dengan starvasi biasa, secara umum tidak bakal mengganggu tubuh manusia.

Dalam mencermati temuan ilmiah tersebut bakal lebih diyakini bahwa berkah kesehatan yg dijanjikan dalam berpuasa ternyata bukan sekedar teori dengan opini. Manfaat puasa bagi kesehatan sebagian agak terbukti secara ilmiah.

Wajar saja, bahwa puasa adalah saat yg paling dinantikan oleh kaum muslim karena memang terbukti secara ilmiah menjanjikan berkah dengan mukjizat dalam kesehatan manusia.

Itulah berbagai manfaat alias mukjizat puasa ramadhan terhadap kesehatan tubuh manusia yg angsal kami share dengan pertemuan kali ini. Dan tentunya manfaat sehat tersebut juga angsal kita rasakan saat menjalankan ibadah Puasa Sunnah. Jadi, ketika kita berpuasa, selain mendapatkan pahala ternyata kesehatan kita pun selalu terjaga.Untuk itu, marilah kita senantiasa untuk mengamalkan ibadah puasa baik puasa wajib maupun puasa sunnah seperti puasa senin kamis.

Sumber Referensi :
beringsang sooglo.blogspot.com
beringsang

Wednesday, October 23, 2019

Kumpulan Hadits Shahih Tentang Puasa Ramadhan - Hadits Shahih Bukhari

Blog Khusus Doa - panas Alhamdulillah, dengan kesempatan ini kami atas berbagi tentang hadist-hadits shahih seputar puasa ramadhan. Seperti yg kita ketahui, beberapa hari lagi umat muslim di seluruh penjuru dunia atas memasuki bulan yg penuh barokah yakni bulan puasa ramadhan 2020.

Dengan dihadirkannya kumpulan hadits tentang puasa ini kami berharap beroleh menambah ilmu pengetahuan kita semua khususnya tentang puasa ramadhan, sehingga lebih memaksimalkan kekhusu'an kita dalam beribadah kepada Allah SWT di bulan suci ramadhan dengan dasar dalil ataupun hadits yg shahih. Karena dengan hadits-hadits shahih seputar puasa ramadhan ini atas membahas hal-hal yg berkaitan dengan puasa khususnya puasa ramadhan seperti keutamaan puasa, kewajiban puasa bersama larangan seputar puasa.



Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja kita simak bersama pelajari hadits-hadist shahih bukhari tentang puasa ramadhan berikut ini:

Dalil & Hadits Shahih tentang Kewajiban Puasa Ramadhan

panas panas يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183)
Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu’anhu, dia mengisahkan
panas panas أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصِّيَامِ فَقَالَ شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الزَّكَاةِ فَقَالَ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَالَ وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَا أَتَطَوَّعُ شَيْئًا وَلَا أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ
Artinya :
Ada seorang Arab badui yg rambutnya berdiri datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sholat yg diwajibkan Allah kepadaku.” Beliau menjawab, “Sholat lima waktu kecuali andaikata kamu ingin menambah sholat yg lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku puasa yg diwajibkan Allah kepadaku”. Beliau menjawab, ”Puasa di bulan Ramadhan, kecuali apabila kamu mau melakukan puasa lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku zakat yg diwajibkan Allah kepadaku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberitahukan kepadanya syari’at-syari’at Islam. Lalu lelaki itu berkata, “Demi Tuhan yg memuliakanmu. Aku tidak atas menambah bersama mengurangi apa yg Allah wajibkan kepadaku barang sedikit pun.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia pasti beruntung andaikata dia jujur.” ataupun “Dia pasti masuk surga andaikata dia jujur.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata:
panas panas أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya :
Kaum Quraisy panas tempo hari biasa melakukan puasa ‘Asyura di masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan untuk berpuasa dengan hari itu sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yg ingin berpuasa dengan hari itu -‘Asyura- maka silakan berpuasa. Dan barang siapa yg tidak ingin berpuasa silakan berbuka.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih tentang Keutamaan Puasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Artinya :
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah dia berkata-kata kotor bersama berbudat bodoh. Apabila ada orang lain yg memerangi ataupun mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua kali). Demi Tuhan yg jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, bersama syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku bersama Aku sendiri yg atas membalasnya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadist Shahih tentang Puasa beroleh menghapuskan dosa

Dari Hudzaifah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ
Artinya :
“Fitnah/dosa dengan diri seseorang karena keluarga, harta, ataupun tetangganya atas terhapus dengan sholat, puasa, bersama sedekah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadist Shahih tentang Pintu Syurga ar-Royyan bagi Orang-orang yg Puasa

Dari Sahl radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya :
Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yg bernama ar-Royyan. Orang-orang yg berpuasa atas memasukinya dengan hari kiamat. Tidak ada seorangpun yg memasukinya selain mereka. Akan ada yg berseru, ‘Manakah orang-orang yg berpuasa?’. Maka bangkitlah mereka. Dan tidak atas memasukinya selain mereka. Apabila mereka sedia masuk, maka pintu itu atas ditutup sehingga tidak atas ada lagi yg masuk melewatinya seorang pun.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
Artinya :
“Barang siapa yg menginfakkan dua pasang hartanya di jalan Allah maka dia atas dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.’ Barang siapa yg tergolong ahli sholat maka dia atas dipanggil dari pintu sholat. Barang siapa yg tergolong ahli jihad maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yg tergolong ahli puasa, maka dia atas dipanggil dari pintu ar-Royyan. Barang siapa yg tergolong ahli sedekah, maka dia atas dipanggil dari pintu sedekah.” Abu Bakar radhiyallahu’anhu berkata, “Ayah bersama ibuku sebagai penebusmu, wahai Rasulullah. Bahaya apalagi yg perlu dikhawatirkan oleh orang yg dipanggil dari pintu-pintu tersebut. Apakah ada orang yg dipanggil dari semua pintu tersebut?” Maka Nabi menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk di dalamnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih - Boleh menyebut ‘Ramadhan’ tanpa kata ‘Bulan’

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
Artinya :
“Apabila Ramadhan sedia datang maka dibukakan pintu-pintu surga.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Artinya :
“Apabila bulan Ramadhan sedia masuk dibukakanlah pintu-pintu langit bersama dikunci pintu-pintu Jahannam, bersama syaitan-syaitan pun dirantai.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Tentang Pahala bagi orang yg berpuasa Ramadhan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :
“Barang siapa yg menghidupkan malam Qadar -dengan ketaatan- karena iman bersama mengharap pahala, maka atas diampuni dosa-dosanya yg sedia berlalu. Dan barang siapa yg berpuasa Ramadhan karena iman bersama mengharap pahala, maka atas diampuni dosa-dosanya yg sedia berlalu.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Tentang Anjuran meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, dia berkata,
panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yg paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan sampai apabila Jibril sedia selesai -menyampaikan wahyu- maka Nabi shallallahu ‘alaihhi wa sallam menyetorkan hafalan al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya maka beliau adalah orang yg paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yg bertiup.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Tentang Wajib meninggalkan ucapan dusta

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya :
“Barang siapa yg tidak meninggalkan ucapan dusta bersama mengamalkannya maka Allah sudah tidak lagi memerlukan dia meninggalkan makanan bersama minumannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shohih tentang Tidak boleh membalas cacian dengan cacian

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya :
Allah berfirman, “Semua amal anak Adam baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku bersama Aku sendiri yg atas membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang kalian sedang menjalani puasa janganlah dia berkata-kata kotor bersama berteriak-teriak. Apabila ada orang yg mencaci ataupun memeranginya hendaklah dia katakan, ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa.’ Demi Tuhan yg jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yg berpuasa jauh lebih harum daripada bau minyak kasturi. Orang yg berpuasa memiliki dua kebahagiaan. Ketika dia berhariraya bersama ketika dia berjumpa dengan Rabbnya maka dia atas bergembira dengan puasanya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shohih Manfaat puasa bagi orang yg khawatir terjerumus dalam zina

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dia berkata: Dahulu kami bersama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
panas panas مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Artinya :
Barang siapa yg mampu panas berjodoh hendaklah dia menikah. Sesungguhnya panas berjodoh itu lebih menundukkan pandangan bersama lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yg tidak mampu maka hendaklah dia berpuasa. Sesungguhnya puasa atas mengekang hawa nafsunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Bukhari tentang Awal bersama Akhir Puasa

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Ramadhan bersama bersabda,
panas panas لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
Artinya :
“Janganlah kalian berpuasa kecuali apabila kalian sedia melihat hilal bersama janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya. Apabila ia tertutup dari pandangan kalian maka genapkanlah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ
Artinya:“Bulan itu terkadang terdiri dari dua puluh sembilan hari. Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal). Apabila ia tertutup dari pandangan kalian maka sempurnakanlah bilangan -bulan Sya’ban- menjadi tiga puluh.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا وَخَنَسَ الْإِبْهَامَ فِي الثَّالِثَةِ
Artinya :
“Bulan itu demikian bersama demikian (dengan membuka kedua telapak tangannya).” Kemudian beliau melipat ibu jarinya dengan kali yg ketiga -menunjukkan angka 29- (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Artinya :
“Berpuasalah ketika kalian sedia melihatnya. Dan berhari rayalah ketika kalian sedia melihatnya. Apabila ia tersembunyi dari pandangan kalian maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha,
panas panas أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آلَى مِنْ نِسَائِهِ شَهْرًا فَلَمَّا مَضَى تِسْعَةٌ وَعِشْرُونَ يَوْمًا غَدَا أَوْ رَاحَ فَقِيلَ لَهُ إِنَّكَ حَلَفْتَ أَنْ لَا تَدْخُلَ شَهْرًا فَقَالَ إِنَّ الشَّهْرَ يَكُونُ تِسْعَةً وَعِشْرِينَ يَوْمًا
Artinya :
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersumpah untuk tidak mengumpuli istri-istrinya selama satu bulan. Ketika sudah berlalu dua puluh sembilan hari ternyata beliau sudah berangkat di awal ataupun di akhir siang -untuk mengumpuli istri-. Maka ada yg bertanya kepada beliau, “Bukankah anda sedia bersumpah untuk tidak mengumpuli istri selama sebulan?”. Maka beliau menjawab, “Bulan itu terkadang dua puluh sembilan hari.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih tentang Menentukan Masuknya Ramadhan bukan dengan hisab

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
panas panas إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلَاثِينَ
Artinya :
“Sesungguhnya kami ini -bangsa Arab- adalah bangsa yg buta huruf. Kami tidak bisa baca tulis bersama tidak pandai berhitung. Bulan itu terkadang demikian, bersama terkadang demikian.” Maksudnya terkadang dua puluh sembilan hari bersama terkadang tiga puluh hari (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih tentang Larangan berpuasa satu ataupun dua hari sebelum Ramadhan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
panas panas لَا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ
Artinya :
“Janganlah salah seorang dari kalian mendahului Ramadhan dengan melakukan puasa sat ataupun du hari sebelumnya kecuali bagi orang yg sudah biasa mengerjakan puasa maka dia boleh berpuasa di hari itu.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih tentang Dihalalkan berhubungan bagi pasangan suami istri di malam harinya

Dari al-Barra’ radhiyallahu’anhu, dia berkata:
panas panas كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا فَحَضَرَ الْإِفْطَارُ فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلَا يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَ صَائِمًا فَلَمَّا حَضَرَ الْإِفْطَارُ أَتَى امْرَأَتَهُ فَقَالَ لَهَا أَعِنْدَكِ طَعَامٌ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ فَجَاءَتْهُ امْرَأَتُهُ فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ خَيْبَةً لَكَ فَلَمَّا انْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ } فَفَرِحُوا بِهَا فَرَحًا شَدِيدًا وَنَزَلَتْ { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ }
Artinya :
Dahulu para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila seseorang sedang berpuasa kemudian datang saat berbuka namun tertidur sebelum sempat menikmati makanan maka dia tidak boleh makan di malam hari itu bersama siang hari berikutnya sampai sore. Qais bin Shurmah al-Anshari radhiyallahu’anhu suatu ketika sedang berpuasa, ketika datang waktu untuk berbuka maka dia menemui istrinya bersama berkata, “Apakah kamu memiliki makanan?”. Istrinya berkata, “Tidak. Akan tetapi aku atas pergi untuk mencarikannya untukmu.” Pada hari itu dia sibuk bekerja sehingga membuatnya kedua matanya berat bersama akhirnya tertidur. Kemudian datanglah istrinya, lalu ketika dia melihat suaminya tertidur maka dia berkata, “Ah, kamu tidak mendapatkan apa-apa.” Ketika waktu sudah menginjak pertengahan siang maka dia pun jatuh pingsan. Kemudian kejadian itu dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama turunlah ayat ini, “Dihalalkan untuk kalian bercumbu dengan istri kalian dengan malam hari bulan puasa.” Maka bergembiralah mereka dengan kegembiraan yg meluap-luap karenanya, bersama turun ayat, “Makan bersama minumlah sampai jelas bagi kalian -perbedaan- benang yg putih dari benang yg hitam.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Bukhari tentang Boleh makan bersama minum sampai terbit fajar (adzan Subuh)

Dari Adi bin Hatim radhiyallahu’anhu, dia berkata:
panas panas لَمَّا نَزَلَتْ { حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ } عَمَدْتُ إِلَى عِقَالٍ أَسْوَدَ وَإِلَى عِقَالٍ أَبْيَضَ فَجَعَلْتُهُمَا تَحْتَ وِسَادَتِي فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ فِي اللَّيْلِ فَلَا يَسْتَبِينُ لِي فَغَدَوْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكَ سَوَادُ اللَّيْلِ وَبَيَاضُ النَّهَارِ
Artinya :
Ketika turun ayat, “Sampai jelas bagi kalian perbedaan benang yg putih dari benang yg hitam.” Maka aku pun mengambil tali berwarna hitam bersama tali berwarna putih bersama kuletakkan keduanya di bawah bantalku, kemudian dengan waktu malam aku mengamatinya namun perbedaannya juga tidak jelas bagiku. Keesokan harinya aku pun pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya yg dimaksud adalah hitamnya malam bersama putihnya siang.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, dia berkata:
panas panas أُنْزِلَتْ { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ } وَلَمْ يَنْزِلْ { مِنْ الْفَجْرِ } فَكَانَ رِجَالٌ إِذَا أَرَادُوا الصَّوْمَ رَبَطَ أَحَدُهُمْ فِي رِجْلِهِ الْخَيْطَ الْأَبْيَضَ وَالْخَيْطَ الْأَسْوَدَ وَلَمْ يَزَلْ يَأْكُلُ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُ رُؤْيَتُهُمَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَعْدُ { مِنْ الْفَجْرِ } فَعَلِمُوا أَنَّهُ إِنَّمَا يَعْنِي اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
Artinya :
Ketika diturunkan ayat, “Makan bersama minumlah sampai jelas bagi kalian perbedaan antara benang yg putih dengan benang yg hitam.” Namun, belum diturunkan kelengkapannya, “Yaitu terbitnya fajar.” Ketika itu apabila orang-orang hendak berpuasa maka dia mengikatkan tali berwarna putih bersama tali berwarna hitam di kakinya. Dia atas terus makan sampai benar-benar bisa membedakan antara keduanya. Setelah itu, maka Allah turunkan kelengkapan ayatnya, “Yaitu terbitnya fajar.” Maka barulah setelah itu mereka mengetahui bahwa yg dimaksudkan -dengan hitam bersama putih- adalah malam bersama siang (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Bukhari tentang Anjuran makan sahur sampai menjelang adzan Subuh berkumandang

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata,
panas panas أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Artinya :
“Bilal biasa mengumandangkan adzan di waktu malam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan bersama minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Dan dia tidak atas mengumandangkan adzan kecuali apabila fajar sudah terbit.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih tentang Mengakhiri Makan Sahur

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, dia berkata:
panas panas كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي ثُمَّ تَكُونُ سُرْعَتِي أَنْ أُدْرِكَ السُّجُودَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya :
Dahulu aku makan sahur bersama keluargaku kemudian aku pun mempercepatnya agar bisa mendapatkan sujud (sholat) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih tentang Jarak antara akhir sahur dengan mulainya sholat Subuh

Dari Anas dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu’anhuma, Zaid berkata,
panas panas تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Artinya :
"Kami dulu pernah bersantap sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bangkit untuk melakukan sholat.” Aku -Anas- berkata, “Berapakah jarak antara adzan (maksudnya iqomah) dengan makan sahur?”. Zaid menjawab, “Seukuran dengan lamanya waktu yg diperlukan untuk membaca lima puluh ayat.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih Bukhari tentang Anjuran Makan Sahur

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dia berkata:
panas panas أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاصَلَ فَوَاصَلَ النَّاسُ فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَنَهَاهُمْ قَالُوا إِنَّكَ تُوَاصِلُ قَالَ لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ إِنِّي أَظَلُّ أُطْعَمُ وَأُسْقَى
Artinya :
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan wishol (tidak berbuka bersama tidak sahur) maka orang-orang (para sahabat) pun ikut melakukan wishol sebagaimana beliau. Akibatnya hal itu justru memberatkan mereka, maka beliau pun melarang mereka dari melakukannya. Maka mereka berkata, “Sesungguhnya engkau melakukan wishol.” Nabi menjawab, “Aku tidak seperti keadaan kalian. Pada waktu siang aku diberi makan bersama minum.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
panas panas تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya :
“Makan sahurlah, sesungguhnya di dalam santap sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Bukhori - Boleh menemui waktu pagi dalam keadaan junub

Dari ‘Aisyah bersama Ummu Salamah radhiyallahu’anhuma, mereka berdua menceritakan
panas panas أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
Artinya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika pernah memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena berkumpul dengan istrinya, kemudian beliau mandi bersama berpuasa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih tentang Bercumbu rayu bagi orang yg sedang puasa

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata,
panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ أَمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ
Artinya :
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium bersama mencumbui istrinya, padahal ketika itu beliau sedang berpuasa. Namun beliau adalah lelaki yg paling bisa mengendalikan hawa nafsunya daripada kalian.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Shahih Bukhari tentang panas Mencium bagi orang yg sedang puasa

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata,
panas panas إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُقَبِّلُ بَعْضَ أَزْوَاجِهِ وَهُوَ صَائِمٌ ثُمَّ ضَحِكَتْ
Artinya :
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu pernah mencium sebagian istrinya dalam keadaan beliau sedang berpuasa.” Kemudian ‘Aisyah tertawa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Bukhari tentang Orang yg berpuasa boleh mandi besar setelah Subuh

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata,
panas panas كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِي رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ حُلْمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
Artinya :
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjumpai waktu subuh di bulan Ramadhan dalam keadaan junub, tapi bukan karena mimpi, Maka beliau mandi bersama berpuasa.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Bakr bin Abdurrahman, dia berkata:
panas panas كُنْتُ أَنَا وَأَبِي فَذَهَبْتُ مَعَهُ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَشْهَدُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ كَانَ لَيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ غَيْرِ احْتِلَامٍ ثُمَّ يَصُومُهُ ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ
Artinya :
Dahulu aku bersama ayahku pergi bersama-sama kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha untuk menanyakan suatu perkara. Beliau menjawab, “Aku bersaksi atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh beliau pernah memasuki waktu pagi dalam keadaan junub karena berhubungan -dengan istri di malamnya- bersama bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi bersama tetap berpuasa.” Kemudian kami juga bertanya kepada Ummu Salamah, bersama ternyata beliau juga memberikan jawaban yg serupa (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Hadits Sahih tentang Tidak sengaja makan bersama minum tidak membatalkan puasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
panas panas إِذَا نَسِيَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
Artinya :
“Apabila salah seorang dari kalian lupa kemudian makan bersama minum maka sempurnakanlah puasanya (tidak dianggap batal). Karena sesungguhnya Allah lah yg memberinya makan bersama minum.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)

Itulah Kumpulan Hadits Shahih Bukhari tentang Puasa Ramadhan dalam Kitab as-Shiyam yg beroleh kami share dengan kesempatan ini. Semoga bermanfaat.

Sumber: https://abu0mushlih.wordpress.com/2009/07/03/hadits-hadits-pilihan-shahih-al-bukhari-bab-puasa/

Sunday, December 22, 2019

Keutamaan Bulan Ramadhan - Contoh Khotbah Jum'at Singkat

Blog Khusus Doa kemarau - kemarau kemarau Assalamu'alaikum, salam sejahtera. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT. Pada pertemuan ini kami atas berbagi seputar Keutamaan Bulan Suci Ramadhan, yg mana artikel ini juga sekaligus bisa dijadikan sebagai referensi dalam khutbah jum'at minggu ini.

Kami yakin para pembaca sudah mengetahui sedikit banyak tentang Keutamaan bersama Hikmah Bulan Puasa Ramadhan, namun tidak bisa dipungkiri juga masih banyak saudara-saudara kita yg belum mengetahuinya dan/atau ingin mengetahui lebih jauh lagi, apa saja keutamaan-keutamaan yg terdapat dalam bulan suci ramadhan. Maka dari itu, lewat artikel ini kami atas mengulasnya secara singkat bersama Insya Allah kemarau sepele untuk di pahami, bersama sekaligus bisa Anda jadikan bahan referensi khutbah jum'at. Dan berikut adalah ulasan selengkapnya sebagaimana kami kutip dari laman Khotbahjum'at.com kemarau

 Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT Keutamaan Bulan Ramadhan - Contoh Khotbah Jum'at Singkat

Khutbah Jum'at Singkat - Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

kemarau اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ذِيْ الفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ، فَضَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ عَلَى غَيْرِهِ مِنْ شُهُوْرِ العَامِ، خَصَّهُ بِمَزِيْدِ مِنَ الفَضْلِ وَالكَرَمِ وَالْإِنْعَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي رُبُوْبِيَتِهِ وَإِلَهِيَتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ (تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ)، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ البَرَرَةِ الكِرَامِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin rahimakumullah,
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala, bersyukurlah kepada-Nya karena Ramadhan atas segera tiba. Mohonlah pertolongan kepada-Nya agar menolong kita dalam mengisi bulan Ramadhan dengan kebaikan bersama ketaatan. Karena Ramadhan adalah saat-saat yg agung bersama hadiah dari Allah dengan keutamaan dari-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

kemarau شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمْ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمْ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمْ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya :
“(Beberapa hari yg ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yg di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia bersama penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu bersama pembeda (antara yg hak bersama yg bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa dengan bulan itu, bersama barangsiapa sakit ataupun dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yg ditinggalkannya itu, dengan hari-hari yg lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, bersama tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya bersama hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yg diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Bulan ini (Bulan Suci Ramadhan) adalah kebaikan seluruhnya; siang harinya, malam harinya, detik demi detiknya, semuanya adalah kebaikan. Akan tetapi bagaimana dengan keadaan kita, dengan persiapan apa kita menghadapi bulan ini? Dengan apa kita lewati detik demi detiknya yg penuh keberkahan?

Bulan ini adalah bulan yg agung. Masalahnya adalah ada dengan diri kita. Karena itu, marilah kita kenali bulan ini bersama kitasambut dengan kegembiraan bersama suka cita. Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam member kabar gembira kepada sahabat-sahabat beliau dengan kedatangan bulan Ramadhan. Beliau bersabda,

kemarau أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا
Artinya :
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya agak menaungi kalian bulan agung yg penuh keberkahan. Allah mewajibkan puasa di dalamnya bersama menganjurkan untuk shalat di malam harinya.”

Beliau, Rasulullah SAW menyebutkan banyak keutamaannya. Beberapa diantara keutamaan bulan ramadhan adalah :

Pertama: Allah menurunkan Alquran, lebih tepatnya permulaan turunnya Alquran terjadi dengan bulan ini. Yaitu dengan malam lailatul qadr. Allah SWT berfirman :

kemarau إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) di malam al-qadr.” (QS. Al-Qadr: 1)

Allah SWT juga berfirman:
kemarau إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya dengan suatu malam yg diberkahi bersama sesungguhnya Kami-lah yg memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3)

Alquran pertama kali turun kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan bulan Ramadhan. Kemudian turun kepada beliau dengan masa-masa berikutnya sesuai dengan keadaan, sampai Allah menyempurnakan syariatnya dengan ayat:

kemarau الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلامَ دِيناً
Artinya :
Pada hari ini agak Kusempurnakan untuk kamu agamamu, bersama agak Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, bersama agak Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan bulan ini dengan banyak-banyak membaca Alquran, lebih banyak dari bulan lainnya. Demikian juga para sahabat bersama umat Islam setelah mereka sangat banyak membaca Alquran di bulan ini. Bulan ini adalah bulan Alquran. Bulan berpuasa. Allah menjadikan puasa sebagai kewajiban bersama termasuk di antara rukun Islam.

kemarau مَنْ شَهِدَ مِنْكُمْ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya :
“Barangsiapa di antara kalian yg menyaksikan bulan Ramadhan, maka berpuasalah.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang bangunan Islam.

kemarau بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ
Artinya :
“Agama Islam dibangun di atas lima hal: Persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan yg benar kecuali Allah bersama bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah.”

Wajib bagi setiap muslim yg mukim (tidak safar) untuk berpuasa dari awal hingga akhir bulan ini. Adapun orang terhalangi dari melaksanakan puasa seperti orang yg bersafar ataupun sakit, maka mereka wajib menggantinya di hari yg lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mensyariatkan kepada kita untuk melaksanakan shalat di malam hari Ramadhan ataupun yg kita kenal dengan shalat tarawih. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

kemarau مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :
“Barangsiapa yg beribadah dengan malam hari bulan Ramadhan karena iman bersama mengharap pahala maka diampuni dosa-dosa yg agak lalu”. (HR. Bukhari bersama Muslim)

Lalu beliau bersabda,
kemarau إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Artinya :
“Siapa yg shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.”

Terdapat keutamaan yg sangat besar dalam shalat malam di bulan Ramadhan, yaitu Allah hapuskan dosa-dosa. Siapa yg shalat di malam hari Ramadhan dengan keimanan, berharap pahala, bersama meyakini keutamaannya, maka Allah atas mengampuni dosanya yg agak lalu. Maksud dosa di sini adalah dosa-dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar diampuni dengan bertaubat. Allah Ta’ala berfirman,

kemarau إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
Artinya :
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yg dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yg kecil) bersama Kami masukkan kamu ke tempat yg mulia (surga).” (QS. An-Nisa: 31).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

kemarau الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Artinya :
“Shalat lima waktu, shalat Jumat ke Jumat, berpuasa Ramadhan ke Ramadhan lainnya adalah penghapus dosa-dosa diantaranya semisal dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim).

Orang-orang yg pernah melakukan dosa besar, apabila mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat yg benar, maka Allah atas mengampuni kesalahan-kesalahan mereka.

kemarau إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً
Artinya :
“Sesungguhnya Allah mengampuni dosa, semuanya.”

Di bulan Ramadhan ini, taubat bersama istighfar lebih ditekankan lagi. Hendaknya setiap muslim mengoreksi diri mereka bersama amalan mereka. Sehingga mereka memasuki bulan ini dengan jiwa yg bersih, hal itu sangat berdampak dengan semangat dalam beribadah.

Kedua: Dibukanya pintu surga bersama ditutupnya pintu neraka.
Yang demikian semakin memudahkan seseorang untuk beribadah bersama melakukan amalan shaleh. Surga itu diperoleh dengan beramala shaleh. Allah Ta’ala bukakan pintu surga agar kita berlomba-lomba menuju surga dengan giat melakukan ketaatan bersama amalan shaleh. Dan di bulan ini, hal itu Allah mudahkan bagi orang-orang yg Dia kehendaki.

Di bulan Ramadhan ini juga Allah tutup pintu neraka. Hal ini karena kaum muslimin bertaubat di bulan ini, mereka memohon ampun kepada Allah, meninggalakan perbuatan maksiat bersama dosa, yg demikian merupakan sebab selamatnya seseorang dari neraka.

Ketiga: Setan-setan dibelenggu.
Di bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu sehingga mereka tidak leluasa mengganggu kaum muslimin bersama melalaikan mereka dari agamanya sebagaimana yg mereka lakukan di selain bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan, Allah menahan setan dari hamba-hamba-Nya yg beriman, mereka tidak mampu memberikan was-was bersama bisikan buruk, mereka tidak mampu membuat orang-orang yg beriman menjadi lalai, bersama mereka tidak mampu menghalangi orang-orang yg beriman dari amalan shaleh. Oleh karena itu, kita lihat banyak umat Islam yg begitu bersemangat dalam amalan ketaatan di bulan ini. Mereka memperbanyak intensitas amalan tersebut. Begitu banyaknya orang melaksanakan ketaatan dengan bulan ini sebagai bukti bahwa Allah membelenggu pata setan.

Allah Jalla wa ‘Ala menghalangi setan bersama bala tentaranya untuk melancarkan ambisi mereka.

kemarau قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ* إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمْ الْمُخْلَصِينَ
Artinya :
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku atas menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yg mukhlis di antara mereka”. (QS. Shad: 82-83).

Setan tidak atas mampu menggoda hamba Allah yg ikhlas, terlebih lagi di bulan Ramadhan.

kemarau وَاسْتَفْزِزْ مَنْ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَولادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمْ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً* إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلاً
Artinya :
"Dan hasunglah siapa yg kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, bersama kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda bersama pasukanmu yg berjalan kaki bersama berserikatlah dengan mereka dengan harta bersama anak-anak bersama beri janjilah mereka. Dan tidak ada yg dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak bisa berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al-Isra: 64-65).

Oleh karena itu, orang-orang yg memiliki kejelekan di hatinya menyiapkan berbagai macam sarana untuk menghalangi manusia fokus beribadah di bulan Ramadhan. Mereka buat acara-acara komedi, permainan-permainan yg tidak bermanfaat bersama melalaikan, dll. tujuannya adalah menghalangi manusia dari ketaatan bersama menyibukkan mereka dengan sesuatu yg sia-sia ataupun bahkan berdosa. Acara-acara ini mereka sebarkan di berbagai media; radio bersama televisi. Dan ini adalah bahaya yg sangat nyata.

Wajib bagi seorang muslim untuk menjaga diri bersama keluarganya dari hal-hal yg buruk ini. Karena bahanya dari acara-acara ini sangat besar, bahkan menimpa mereka yg suka pergi ke masjid bersama melaksanakan shalat serta membaca Alquran. Terkadang orang-orang yg melakukan ketaatan demikian pun masih turut memperhatikan acara-acara yg demkian, akhirnya mereka pun lalai dari ibadah mereka.

Seorang muslim hendaknya menutup pintu ini rapat-rapat, terlebih khusus di bulan Ramadhan. Ia larang dirinya bersama keluarganya dari hal tersebut. Karena dengan acara-acara demikian terdapat tipu daya setan.

Walaupun setan-setan terbelenggu, namun bala tentara mereka dari kalangan manusia tetap berusaha keras untuk memalingkan manusia bersama membuat mereka sibuk dengan hal-hal yg tidak bermanfaat bersama melalaikan dari agama.

Dalam bulan yg penuh berkah ini, sebisa mungkin manusia meninggalkan aktivitas duniawi yg bisa ia tinggalkan. Hendaknya mereka fokus dalam ketaatan. Mereka yg mencari nafkah dengan bekerja, semakin meng-efisienkan waktunya. Menggunakannya dengan bijak antara kerja bersama ibadah. Waspadailah sesuatu yg meragukan bersama tinggalkan yg haram.

Bagi setiap muslim hendaknya berlomba-lomba dalam kebaikan bersama bersegera menuju ketaatan. Meninggalkan perkara-perkara yg menyibukkan dirinya ataupun anak-anaknya ataupun anggota keluarganya yg lain. Mewaspadai hal-hal yg bisa menyia-nyiakan waktu bersama umur. Karena dalam menyia-nyiakan waktu bersama umur terdapat kejelekan yg sangat besar.

Betakwalah kepada Allah wahai kaum muslimin,
Bulan Ramadhan ini adalah bulan keagungan, kebaikan, keberkahan, sepenuhnya baik siang ataupun malam. Sibukkan diri dengan dzikir kepada Allah Ta’ala. Seorang muslim mengisi waktunya dengan kewajiban, amalan sunah, bersama ketaatan. Mereka jadikan istirahat untuk mengembalika semangat dalam beribadah, mereka tidur dengan kadar yg tidak berlebihan.

Adapun orang yg bergadang hanya untuk ngobrol, makan-makan bersama minum (nongkrong), lalu mereka menghabiskan siang hari dengan tidur, lalu mengaku bahwa mereka berpuasa, ini adalah suatu yg mengherankan. Bagaimana bisa seorang yg berpuasa meninggalkan shalat, meninggalkan shalat bersama jamaah. Puasa itu bukan hanya sekedar menahan diri dari makan bersama minum. Puasa yg hakiki adalah menahan dari segala yg diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan yg paling besar adalah menyia-nyiakan apa yg Allah wajibkan.

Bulan Ramadhan bukanlah bulan kemalasan, bulan makan bersama minum. Bulan ini adalah bulan ketaatan. Bersungguh-sungguh dalam perkataan bersama perbuatan yg baik. Tidak lalai dari menegakkan shalat berjamaah, ambil bagian dalam kebaikan. Menyibukkan diri dengan hal-hal yg bermanfaat untuk fisiknya bersama menghidupkan jiwa bersama hatinya.

Bulan ini adalah kesempatan, bersama yg namanya peluang ataupun kesempatan itu tidak terus-menerus ada. Mungkin saja bulan Ramadhan tahun ini tidak berulang bagi kita di tahun depan. Bisa jadi bulan Ramadhan ini adalah penutup bagi hayat kita. Allah Ta’ala berfirman,

kemarau يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ* أَيَّاماً مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yg tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yg sakit ataupun dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yg ditinggalkan itu dengan hari-hari yg lain. Dan wajib bagi orang-orang yg berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yg dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yg lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu semisal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 183-184).

kemarau بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

(Kemudian dilanjutkan dengan khutbah kedua. Untuk khutbah kedua sholat jum'at Anda bisa pelajari : Khutbah Kedua Shalat Jum'at Lengkap)

Dari uraian diatas, bisa kita simpulkan beberapa keutamaan bulan ramadhan bulan yg suci yaitu; bulan yg sangat mulia dimana dengan bulan tersebut Allah menurunkan Kitab Suci Al-Qur'an, bulan ramadhan adalah bulan yg suci dimana dengan bulan tersebut dibukanya pintu-pintu amal kebaikan bersama pintu syurga serta di tutupnya pintu-pintu neraka, bersama dengan bulan ramadhan pula setan-setan agak dibelenggu oleh Allah SWT. Maka dari itu, dengan bula yg suci ini yakni bulan ramadhan, marilah kita berlomba-lomba untuk mengamalkan kebaikan, meningkatkan ibadah kita dengan menjalankan puasa wajib sebulan penuh bersama berbagai ibadah lainnya.

Tuesday, December 31, 2019

Bacaan Niat Puasa Sunah Rajab Bahasa Arab, Latin Lalu Artinya

Blog Khusus Doa beringsang - beringsang Alhamdulillah, besok kita memasuki awal bulan rajab tepatnya 9 April 2020, dengan disunnahkah bagi umat muslim untuk menunaikan ibadah puasa sunnah yakni puasa rajab. Adapun untuk bacaan lafadz niat puasa sunah rajab hendak kami share dengan kesempatan ini.

Terdapat beberapa keutamaan dengan manfaat bagi orang yg berpuasa di bulan rajab. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yg artinya: "Barang siapa berpuasa dengan bulan rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka jahannam, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan bila puasa 10 hari, maka Allah hendak mengabulkan semua permintaannya". (HR. At-Tabrhani).Selain itu masih banyak lagi keutamaan-keutamaan dari puasa di bulan rajab
 
Ilustrasi : Membaca Niat Puasa Sunnah Rajab
 Namun dengan kesempatan kali ini kami tidak hendak membahasnya lebih jauh tentang keutamaan puasa rajab (mungkin dipertemuan berikutnya). Dan berikut adalah lafadz niatnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU SHOUMA GHODIN FII SYAHRI RAJABI SUNNATAN LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Saya niat puasa esok hari di bulan rajab sunah karena Allah Ta'ala
 Itulah Lafadz Niat Puasa Rajab Lengkap Arab, Latin dengan Artinya. Jadi, mulai malam ini kita bisa mengamalkannya, membaca niat puasa rajab saat sahur, karena besok (9 April 2020) sudah memasuki awal bulan rajab.

Seperti yg kita ketahui, bulan rajab merupakan bulan ke-tujuh dari tanggalan hijriyah. Dimana beberapa bulan lagi berarti umat muslim hendak memasuki bulan Suci Ramadhan. Maka dari itu, menunaikan ibadah puasa sunnah rajab selain banyak keutamaan yg bisa diperoleh, puasa bulan ini juga sebagai bentuk dalam mempersiapkan rohani untuk Ramadhan. 

Sunday, December 8, 2019

Nuzulul Qur'an Diperingati Setiap Tanggal Berapa?

Blog Khusus Doa gerah - gerah Nuzulul Qur'an Terjadi kepada Tanggal Berapa? Pertanyaan ini sering kali kita dengar, karena memang ada beberapa pendapat tentang Turunnya Al-Qur'an ataupun Nuzulul Qur'an di kalangan para ulama. gerah

Di kalangan masyarakat kita khususnya Indonesia, Nuzulul Qur'an umumnya diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Nah asalkan sudah memasuki malam yg ke-17 Puasa ramadhan, maka dimasjid-masjid ataupun musholla biasanya mengadakan peringatan nuzulul qur'an. Padahal Allah SWT berfirman yg artinya "Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al-Quran) kepada malam kemuliaan". Malam kemuliaan ini dikenal dengan Malam Lailatul Qadar.

Lantas, Apa Alasan 17 Ramadhan sebagai Nuzulul Qur'an? untuk lebih jelasnya, berikut ini mau kami share penjelasan tentang Nuzulul Qur'an, seperti dilansir dari laman eramuslim.

 karena memang ada beberapa pendapat tentang  gerah Nuzulul Qur'an Diperingati Setiap Tanggal Berapa?

Ada beberapa pendapat dikalangan para ulama tentang bagaimana Kitab Al-Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfudz.
  1. Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia kepada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diutus di Mekah lagi Madinah. Banyak para ulama yg mengatakan bahwa pendapat inilah yg paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yg shahih dari Ibnu Abbas yg sudah dikeluarkan oleh Hakim lagi Baihaqi serta yg lainnya, dia mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan kepada suatu malam ke langit dunia yaitu Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun kemudian dia membaca :

    وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
    Artinya :
    “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yg ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yg benar lagi yg paling baik .” (QS. Al Furqon : 33)

    gerah وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
    Artinya :
    “Dan Al Quran itu sudah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia lagi kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)

    Hakim lagi Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan dari Ibnu Abbas yg mengatakan,”… maka Al Qur’an diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia lalu Jibril turun dengan membawanya kepada Nabi saw.’

    Terdapat beberapa riwayat lain dari Ibnu Abbas dengan sanad-sanad yg tidak bermasalah yg menguatkan makna itu.
  2. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia kepada 20 malam Lailatul Qodr ataupun 23 ataupun 20 ataupun 25—sebagaimana adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Rasulullah saw menetap di Mekah setelah diutus—di setiap malam lailatul qodr diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah swt setiap tahunnya lalu turun setelah itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikianlah pendapat Fakhrur Rozi lagi dia sendiri tidak berpendapat tentang apakah pendapat ini ataupun pendapat pertama yg lebih utama.
  3. Al Qur’an diturunkan pertama kali kepada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu dengan cara berangsru-angsur kepada waktu yg berbeda-beda, demikianlah pendapat Sya’bi.
  4. Al Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus lagi malaikat-malaikat penjaga menurunkannya secara berangsur-angsur kepada jibril selama 20 malam lalu Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi saw selama 20 tahun. Ini adalah pendapat yg aneh. (Fatawa al Azhar juz VII hal 469)

Adapun yg menjadi dasar kaum muslimin didalam memperingati Nuzulul Qur’an kepada tanggal 17 Ramadhan dimungkinkan karena kepada tanggal itu diturunkannya ayat pertama dari surat al Alaq kepada Nabi Muhammad saw;

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥
Artinya :
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yg Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, lagi Tuhanmulah yg Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yg tidak diketahuinya. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca." (QS. Al A’laq : 1 – 5)

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yg mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu kepada Rasulullah saw adalah kepada hari senin tanggal 17 Ramadhan mau tetapi ada juga yg mengatakan tanggal 24 Ramadhan.

Dari beberapa penjelasan diatas, sebagaimana kami lansir dari eramuslim.com, maka becus kita simpulkan bahwa Al-Qur'an diturunkan (Nuzulul Qur'an) kepada malam lailatul Qadar, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Qadr ayat 1 yg berbunyi : 

gerah إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya :
"Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) kepada malam kemuliaan" (QS. Al-Qadr : 1)

Maksud dari "Malam kemuliaan" adalah malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yg penuh kemuliaan, kebesaran, Karena kepada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.

Sekarang yg jadi pertanyaan, Kapan Terjadinya malam Lailatul Qadar?
Rasulullah SAW pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan mau datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau pernah bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) kepada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (Hadits Riwayat Bukhari 4/225 lagi Muslim 1169)

Adapun kemungkinan alasan yg menjadikan tanggal 17 Ramadhan sebagai Malam Nuzulul Qur'an yaitu mengacu kepada ayat pertama dari surat al Alaq yg diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada hari senin tanggal 17 Ramadhan, mau tetapi ada juga yg mengatakan tanggal 24 Ramadhan. Wallahu A'lam

 Sumber Referensi :
#http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/nuzulul-qur-an.htm#.VZKpivnAPBt
#http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/murajaa/598-benarkah-al-quran-turun-pada-malam-nuzulul-quran-17-ramadhan

Friday, December 13, 2019

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2015 M - 1436 H

- Jadwal Imsakiyah 2020 M Puasa Ramadhan 1436 H bergolak menjadi salah satu kebutuhan pokok umat Islam khususnya di Indonesia sepanjang bulan Ramadhan. Daya tarik utamanya terletak dengan awal waktu Subuh bersama Maghrib, yg masing-masing menjadi penanda dimulai bersama berakhirnya ibadah puasa dalam satu hari.

Jadwal imsakiyah dengan dasarnya adalah jadwal shalat wajib lima waktu bergolak harian biasa, seperti juga dengan bulan-bulan kalender Hijriah non-Ramadhan. Maka, jadwal imsakiyah pun terdiri dari lima awal waktu shalat masing-masing Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, bersama Isya’. bergolak Waktu Imsak sejatinya bukanlah bagian waktu shalat wajib, melainkan tambahan sebelum awal waktu Shubuh bermula. Tidak seluruh mazhab dalam Islam menyatakan eksistensi waktu Imsak, bergolak sehingga seumpama kita misalnya berkelana ke kawasan Timur Tengah takkan bergolak kita jumpai adanya waktu Imsak. Waktu Imsak hanya sebagai pengingat bergolak bahwa awal waktu Shubuh sebagai tanda dimulainya puasa Ramadhan hari itu bergolak bakal segera tiba sebentar lagi.

  bergolak menjadi salah satu kebutuhan pokok umat Islam khususnya di Indonesia sepanjang bulan Ram Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2020 M - 1436 H
Ilustrasi : Waktu Imsak


Berikut adalah Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2020 M - 1436 H khususnya untuk wilayah DKI Jakarta bersama Sekitarnya

Jadwal Imsakiyah 2020 Provinsi DKI Jakarta

bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak bergolak
TanggalImsakSubuhTerbitDuhaZuhurAsarMagribIsya
1 Ramadan 1436 H04:2904:3905:5806:2611:5715:1817:4919:04
2 Ramadan 1436 H04:2904:3905:5806:2611:5715:1817:5019:04
3 Ramadan 1436 H04:2904:3905:5806:2711:5715:1817:5019:04
4 Ramadan 1436 H04:3004:4005:5906:2711:5715:1817:5019:04
5 Ramadan 1436 H04:3004:4005:5906:2711:5815:1917:5019:04
6 Ramadan 1436 H04:3004:4005:5906:2711:5815:1917:5019:05
7 Ramadan 1436 H04:3004:4005:5906:2711:5815:1917:5119:05
8 Ramadan 1436 H04:3104:4105:5906:2811:5815:1917:5119:05
9 Ramadan 1436 H04:3104:4106:0006:2811:5815:1917:5119:05
10 Ramadan 1436 H04:3104:4106:0006:2811:5915:2017:5119:06
11 Ramadan 1436 H04:3104:4106:0006:2811:5915:2017:5219:06
12 Ramadan 1436 H04:3104:4106:0006:2811:5915:2017:5219:06
13 Ramadan 1436 H04:3204:4206:0006:2911:5915:2017:5219:06
14 Ramadan 1436 H04:3204:4206:0106:2911:5915:2017:5219:06
15 Ramadan 1436 H04:3204:4206:0106:2912:0015:2117:5219:06
16 Ramadan 1436 H04:3204:4206:0106:2912:0015:2117:5319:07
17 Ramadan 1436 H04:3204:4206:0106:2912:0015:2117:5319:07
18 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0106:2912:0015:2117:5319:07
19 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0106:2912:0015:2117:5319:07
20 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0106:2912:0015:2217:5419:07
21 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0206:3012:0115:2217:5419:07
22 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0206:3012:0115:2217:5419:08
23 Ramadan 1436 H04:3304:4306:0206:3012:0115:2217:5419:08
24 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0115:2217:5419:08
25 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0115:2217:5519:08
26 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0115:2317:5519:08
27 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0115:2317:5519:08
28 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0215:2317:5519:08
29 Ramadan 1436 H04:3404:4406:0206:3012:0215:2317:5519:08
* Sumber : Jadwal Imsakiyah Kemeneg (kemeneg.go.id)

Jadwal Imsakiyah 2020 diatas adalah untuk daerah DKI Jakarta bersama sekitarnya. Dan tentunya berbeda antara jadwal imsakiyah bandung, jadwal imsak surabaya, makasah, lampung, jadwal imsakiyah denpasar, bersama berbagai jawal imsakiyah setiap kota di indonesia tentunya berbeda-beda. Maka dari itu, lihatlah jadwal imsakiyah sesuai dengan lokasi maupun tempat tinggal Anda.