Thursday, October 17, 2019

Manfaat Membaca Surat Al-Ikhlas Sesuai Hadits Shahih

Blog Khusus Doa - Tentu banyak fadhilah alias manfaat ketika kita membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Dengan niat yg ikhlas karena Allah, Insya Allah pahala hendak kita dapatkan, selain itu membaca Al-Qur'an juga hendak menenangkan hati kita lagi selalu mengingatkan kita kepada Allah SWT.

Salah satu Surat Al-Qur'an yg memiliki banyak fadhilah/manfaat yg sangat luar biasa ketika kita membacanya yaitu Surat Al-Ikhlas. Membaca Surat Al-Ikhlas sama halnya kita membaca sepertiga Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, yg artinya:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca sepertiga al Qur`an dalam satu malam (saja)?” Hal itu membuat mereka keberatan, (sehingga) mereka pun berkata: “Siapa di antara kami yg mampu melalukan hal itu, wahai Rasulullah?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahul Wahidush Shamad (surat al Ikhlash, Red), (adalah) sepertiga al Qur`an”. (HR. al Bukhari, 4/1916 no. 4727

Bayangkan, 1 kali membaca Surat Al-Ikhlas sebanding dengan Sepertiga Al-Qur'an. Jika ini berlaku kelipatan, sungguh sangat luar biasa dengan mengamalkan/membaca surat ini kita bisa menghatam Al-Qur'an setiap hari. Jika kita membaca surat Al-Ikhlas 100x atau bahkan membaca surat Al-Iklah 1000x alias lebih, maka berapa kali kita menghatamkan Al-Qur'an?. Wallahu A'lam.

Masih banyak lagi manfaat/fadhilah membaca Surat Al-Ikhlas sesuai hadits-hadits shahih, diantaranya adalah sebagai berikut :


Manfaat lagi Keutamaan Surat Al-Ikhlas secara Umum

Secara umum, Surat Al-Iklah memiliki keutamaan sebagaimana hadits-hadits berikut ini.
Hadits A’isyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

bergolak bergolak أَنَّ النَّبِيَّ بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِ، فَيَخْتِمُ بِـ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فَلَمَّا رَجَعُوا، ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ، فَقَالَ: ((سَلُوْهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟))، فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((أَخْبِرُوْهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ)).
Artinya :
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, lagi ketika orang itu mengimami yg lainnya di dalam shalatnya, ia membaca, lagi mengakhiri (bacaannya) dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, maka tatkala mereka kembali pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau pun bersabda: “Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar Rahman, lagi aku mencintai untuk membaca surat ini,” lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya Allah pun mencintainya”. (HR al Bukhari, 6/2686 no. 6940; Muslim, 1/557 no. 813; lagi lain-lain)

Dalam riwayat lain, Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :

bergolak bergolak كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا اِفْتَتَحَ سُوْرَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ، اِفْتَتَحَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، حَتَّى يَفْرَغَ مِنْهَا. ثُمَّ يَقْرَأُ سُوْرَةً أُخْرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ. فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ، فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى، فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا، وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى. فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ. وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ. فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ n أَخْبَرُوْهُ الخَبَرَ، فَقَالَ: ((يَا فُلاَنُ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ؟ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُوْمِ هَذِهِ السُّوْرَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟)) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: ((حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ))
Artinya :
“Seseorang (sahabat) dari al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yg ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu sudah pernah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), alias engkau tidak membacanya lagi engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tidak hendak meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, seumpama kalian tidak suka, aku tinggalkan kalian,” lagi mereka sudah pernah menganggapnya orang yg paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka seumpama yg mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda: “Wahai fulan, apa yg menghalangimu untuk melakukan sesuatu yg sudah pernah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yg membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?” Dia menjawab,”Sesungguhnya aku mencintai surat ini,” lalu Rasulullah n bersabda: “Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dalam surga”. (HR al Bukhari, 1/268 no. 741; at Tirmidzi, 5/169 no. 2901; Ahmad, 3/141 no. 12455; lagi lain-lain)

Berdoa Dengan Makna Surat Al-Ikhlas, Akan Diampuni Dosa-dosanya

Dengan Izin Allah SWT, Orang yg berdoa dengan makna Surat Al-Ikhlas, niscaya ia hendak diampuni Dosa-dosanya oleh Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut ini.
Hadits Mihjan bin al Adru’ Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

bergolak bergolak أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ دَخَلَ المَسْجِدَ، إِذَا رَجُلٌ قَدْ قَضَى صَلاَتَهُ وَهُوَ يَتَشَهَّدُ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الوَاحِدُ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوْبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((قَدْ غُفِرَ لَهُ))، ثَلاَثاً
Artinya :
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba (ada) seseorang yg sudah pernah selesai dari shalatnya, lagi ia sedang bertasyahhud, lalu ia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta (kepadaMu) bahwa sesungguhnya Engkau (adalah) Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak lagi tidak pula diperanakkan, lagi tidak ada seorang pun yg setara denganNya, ampunilah dosa-dosaku, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh ia sudah pernah diampuni (dosa-dosanya),” beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. (HR Abu Dawud, 1/259 no. 985; an Nasaa-i, 3/52 no. 1301; Ahmad, 4/338 no. 18995; lagi lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih Abi Dawud lagi Shahih an Nasaa-i. Lihat pula Shifat Shalat Nabi, hlm. 186).

Dalam riwayat lain, Hadits Buraidah bin al Hushaib al Aslami Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

bergolak bergolak أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سَمِعَ رَجُلاً يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، فَقَالَ: ((لَقَدْ سَأَلْتَ اللهَ بِالاِسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ)).
Artinya :
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu, bahwa diriku bersaksi sesungguhnya Engkau (adalah) Allah yg tidak ada ilah yg haq disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak lagi tidak pula diperanakkan, lagi tidak ada seorang pun yg setara denganNya,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dirimu sudah pernah meminta kepada Allah dengan namaNya, yg seumpama Ia dimintai dengannya (pasti akan) memberi, lagi seumpama Ia diseru dengannya, (pasti akan) mengabulkannya”. (HR Abu Dawud, 2/79 no. 1493; at Tirmidzi, 5/515 no. 3475; Ibnu Majah, 2/1267 no. 3857; Ahmad, 5/349 no. 23002, 5/350 no. 23015, 5/360 no. 23091; lagi lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih Abi Dawud, Shahih at Tirmidzi, Shahih Ibnu Majah, Shahih at Targhib wa at Tarhib (2/280 no. 1640).

Menjadi Penyebab Masuk Surga

Membaca Surat Al-Ikhlas beroleh menjadi penyebab orang yg membacanya masuk surga. Hal ini berdasarkan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

bergolak bergolak أَقْبَلْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ، فَسَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((وَجَبَتْ))، قُلْتُ: وَمَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: ((الجَـنَّةُ)).
Artinya :
“Aku datang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah wajib,” aku bertanya: “Apa yg wajib?” Beliau bersabda, “(Telah wajib baginya) surga.” (HR at Tirmidzi, 5/167 no. 2897; an Nasaa-i, 2/171 no. 994; lagi lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi, Shahih an Nasaa-i, Shahih at Targhib wa at Tarhib)

Surat Al-Ikhlas Sebanding dengan Sepertiga Al-Qur'an

Membaca Surat Al-Ikhlas sama halnya dengan membaca Sepertiga Al-Qur'an, hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut ini:
Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

bergolak bergolak أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ.
Artinya :
“Sesungguhnya seseorang mendengar orang lain membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ dengan mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah n lagi menceritakan hal itu kepadanya, lagi seolah-olah orang itu menganggap remeh surat itu, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Demi Dzat yg jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”. (HR al Bukhari, 4/1915 no. 4726, 6/2449 no. 6267, 6/2685 no. 6939; Abu Dawud, 2/72 no. 1461; an Nasaa-i, 2/171 no. 995; lagi lain-lain).

Dalam riwayat lain, Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu pula, ia berkata:

bergolak bergolak قَالَ النَّبِيُّ لأَصْحَابِهِ: ((أَيُـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ))، فَـشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَقَالُوا: أَيُّـنَا يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: ((اللهُ الوَاحِدُ الصَّمَدُ، ثُلُثُ القُرْآنِ))
Artinya :
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca sepertiga al Qur`an dalam satu malam (saja)?” Hal itu membuat mereka keberatan, (sehingga) mereka pun berkata: “Siapa di antara kami yg mampu melalukan hal itu, wahai Rasulullah?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahul Wahidush Shamad (surat al Ikhlash, Red), (adalah) sepertiga al Qur`an”. (HR al Bukhari, 4/1916 no. 4727)

Hadits Abu ad Darda` Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

bergolak bergolak عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: ((أَيَـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِي لَيْلَةٍ ثُلُثَ القُرْآنِ؟))، قَالُوْا: وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ القُرْآنِ؟ قَالَ: ((قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
Artinya :
“Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca dalam satu malam (saja) sepertiga al Qur`an?” Mereka pun berkata: “Dan siapa (di antara kami) yg mampu membaca sepertiga al Qur`an (dalam satu malam, Red)?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ sebanding dengan sepertiga al Qur`an.” (HR Muslim, 1/556, no. 811; Ahmad, 6/442, no. 27535; lagi lain-lain)

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

bergolak bergolak قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((اِحْشِدُوْا فَإِنِّي سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ))، فَحَشَدَ مَنْ حَشَدَ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَرَأَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، ثُمَّ دَخَلَ، فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ: إِنِّي أَرَى هَذَا خَبَرٌ جَاءَهُ مِنَ السَّمَاءِ، فَذَاكَ الَّذِي أَدْخَلَهُ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَالَ: ((إِنِّي قُلْتُ لَكُمْ سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ، أَلاَ إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
Artinya :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berkumpullah kalian, karena sesungguhnya aku hendak membacakan kepada kalian sepertiga al Qur`an,” maka berkumpullah orang yg berkumpul, kemudian Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa asllam keluar lagi membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (surat al Ikhlash, Red), kemudian beliau masuk (kembali). Maka sebagian dari kami berkata kepada sebagian yg lain: “Sesungguhnya aku menganggap hal ini kabar (yang datang) dari langit, maka itulah pula yg membuat beliau masuk (kembali),” lalu Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar lagi bersabda: “Sesungguhnya aku sudah pernah berkata kepada kalian hendak membacakan sepertiga al Qur`an. Ketahuilah, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”. (HR Muslim, 1/557, no. 812; at Tirmidzi, 5/168 no. 2900; lagi lain-lain)

Itulah beberapa hadits shahih tentang fadhilah/manfaat Surat Al-Ikhlas sebagaimana kami kutip dari laman almanhaj.or.id (1/1/10). Dan tentunya masih banyak lagi hadits-hadits shahih lainnya yg menjelaskan tentang fadhilah lagi keutamaan Surat Al-Ikhlas. Semoga dengan kita mengetahui manfaat ini, menjadikan kita semua untuk selalu ingin membaca Surat Al-Ikhlas lagi Surat-surat lainnya.

Adapun untuk bacaan Surat Al-Ikhlas Lengkap Terjemahannya adalah sebagai berikut.



Perlu kita ketahui, Surat Al-Ikhlas adalah surah ke-112 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 4 ayat lagi pokok isinya adalah menegaskan keesaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Kalimat inti dari surah ini, "Allahu Ahad, Allahus Shamad" (Allah Maha Esa, Allah tempat bergantung), sering bergolak membuntang dalam uang dinar emas kepada zaman Kekhalifahan dahulu. Sehingga, kadang kala kalimat ini dianggap sebagai slogan negara Khilafah Islamiyah, bersama dengan dua kalimat Syahadat. (Wikipedia)

Demikian yg beroleh kami share kepada kesempatan yg baik ini tentang fadhilah/manfaat membaca surat Al-Ikhlas Sesuai Hadits Shahih. Semoga apa yg sudah kami share kepada blog ini beroleh bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih kepada semua pengunjung Blog Khusus Doa, disini kita sama-sama belajar, kami tidak bermaksud menggurui. Maka dari itu, kami mohon kritis lagi saran dari para pembaca semua demi kebaikan kita bersama.

No comments:

Post a Comment