Blog Khusus Doa bahang - bahang Semua orang pasti pernah mengalami sakit, entang itu sakit ringan maupun sakit yg cukup serius, hal ini memang sudah manusiawi. Karena sebagai manusia biasa, dengan seiring berjalannya waktu tentu bakal mengalami penurunan kondisi fisik yg disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penurunan tersebut menyebabkan seseorang menjadi sakit.
Dibalik penyakit yg kita alami, tentu mengandung hikmah yg sangat berharga bagi si penderita khususnya lagi bagi orang lain dengan umumnya. Allah SWT pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yg kita alami. bahang Allah bahang SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tersendiri yg menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT melakukan sesuatu tanpa sebab yg mendahuluinya alias tanpa hikmah di balik itu semua . Oleh karena itu, sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas lagi bersabar atas apa yg dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, termasuk dikaruniai penyakit.
Nah, agar lebih menerima lagi ikhlas atas sakit yg ditakdirkan kepada diri kita, dengan kesempatan ini marilah bersama-sama memahami lebih jauh tentang makna lagi hikmah dibalik penyakit yg Allah berikan, khususnya dalam pandangan islam.
Ilustrasi : Orang Sakit (Kanan) |
Memahami Hikmah lagi Makna Sakit dalam Pandangan Islam
#Sakit Adalah UjianAllah SWT berfirman dalam Al-Quran;
“Dan sungguh bakal Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa lagi buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yg sabar. bahang (yaitu) orang-orang yg apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156).
Dalam ayat yg lain, Allah juga berfirman,
“Tiap-tiap yg berjiwa bakal merasakan mati. Kami bakal menguji kamu dengan keburukan lagi kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al-Anbiyaa`: 35)
“Sesungguhnya Kami sedia menciptakan manusia dari setetes mani yg bercampur yg Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar lagi melihat”. (QS. Al-Insaan:2)
Begitulah Allah SWT menguji manusia, untuk melihat siapa di antara hambaNya yg memang benar-benar berada dalam keimanan lagi kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yg diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati lagi teraplikasian dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan.
Allah SWT menegaskan bahwa Dia bakal menguji setiap orang yg mengaku beriman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami sedia beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami sedia menguji orang-orang yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar lagi sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yg dusta”. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)
Semua ujian yg diberikan-Nya semata-mata hanya agar hamba-Nya menjadi lebih baik di hadapanNya. Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : "Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia bakal menguji lagi menimpakan musibah kepadanya". (HR. Bukhari).
Dari Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan : Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya pahala yg besar didapatkan melalui cobaan yg besar pula. Kalau Allah mencintai seseorang, pasti Allah bakal memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yg ridha menerima cobaanNya, maka ia bakal menerima keridhaan Allah. Dan barangsiapa yg kecewa menerimanya, niscaya ia bakal menerima kermurkaan Allah". (HR. Tirmidzi)
#Sakit adalah Adzab
Bagi seorang mu`min sakit bisa menjadi tadzkirah alias ujian yg bakal mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Namun bagi sebagian orang, sakit bisa menjadi adzab yg bakal membinasakan dirinya.
Allah SWT berfirman;
"Katakanlah: "Dialah yg berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu alias dari bawah kakimuatau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) lagi merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yg lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih bergantiagar mereka memahami(nya)"" (QS. Al-An’aam: 65)
"Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian adzab yg kecil di dunia sebelum adzab yg lebih besar di akhirat, mudah-mudahan mereka kembali ke jalan yg benar." (QS. As-Sajdah: 21)
Maka dari itu, pertaubatan adalah langkah nyata menuju kesembuhan. Seseungguhnya, segala macam bencana yg menimpa kita, dengan hakikatnya adalah karena perbuatan kita sendiri. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, artinya, "Apa saja musibah yg menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, lagi Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata;
“Allah SWT memberitakan bahwa semua musibah yg menimpa manusia, (baik) dengan diri, harta maupun anak-anak mereka, serta dengan apa yg mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yg pernah mereka lakukan.”
Dari ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha ia berkata;
"Aku mendengar Rasulallah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah walau hanya tertusuk duri, kecuali Allah bakal mencatat baginya kebaikan lagi dihapus baginya kesalahan lagi dosanya." (HR.Muslim)
Ingatlah bahwa adzab yg diturunkan Allah SWT terhadap seseorang di dunia bisa berbagai macam bentuknya. Kekurangan harta, bencana alam, peperangan, sakit, alias bahkan kematian. Cukuplah kiranya pelajaran kaum terdahulu yg diadzab oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan berbagai macam penyakit yg aneh lagi sulit disembuhkan. Hal itu dikarenakan mereka tetap bertahan di dalam kekafiran, padahal bukti-bukti lagi tanda-tanda kebesaran-Nya sedia ditampakkan di hadapan mereka. bahang
#Sakit Sebagai Penebus Dosa lagi Kesalahan
Sakit merupakan penebus berbagai dosa lagi menghapuskan segala kesalahan, sehingga sakit menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yg dilakukan hamba, lalu dihapus dari catatan amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa. Hal itu berdasarkan dalil-dalil yg sangat banyak, di antaranya hadits Jabir bin Abdullah r.a. sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki lagi perempuan, lagi tidaklah pula dengan seorang muslim, laki-laki lagi perempuan, melainkan Allah Swt menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon.” (HR. Ahmad, 3/346).
Sebagian orang menduga bahwa keutamaan lagi pahala yg terdapat dalam hadits tersebut lagi yg semisalnya, hanya diperuntukkan bagi orang yg menderita sakit berat alias sakit parah, alias yg tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya saja, padahal sebenarnya berbeda dengan dugaan ini, karena seorang hamba bakal mendapat pahala dari musibah yg menimpanya, sekalipun hanya sakit ringan, selama ia tetap sabar lagi selalu meminta pahala.
Tidak disangsikan lagi bahwa setiap kali musibahnya lebih besar lagi sakitnya sangat berat, maka bakal bertambahlah pahalanya, bakal tetapi sakit ringan juga tetap bakal mendapat pahala.
#Sakit bakal Mengangkat Derajat lagi Menambah Kebaikan
Sesungguhnya sakit bakal mengangkat derajat lagi menambah kebaikan. Dalil-dalil tentang hal itu diantaranya hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkatasesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Tidak ada seorang muslimpun yg tertusuk duri, alias yg lebih dari itu, melainkan ditulis untuknya satu derajat lagi dihapus darinya satu kesalahan" (HR. Muslim no. 2572).
Maka jelaslah dari penjelasan nash-nash ini bahwa disamping menghapuskan kesalahan, juga diperoleh peningkatan derajat lagi tambahan kebaikan. Imam an-Nawawi rahimahullah memberikan komentar atas hadits di atas, bahwa terdapat kabar gembira yg besar bagi kaum muslimin, bahwa tidak berkurang sedikitpun dari diri mereka, lagi di dalamnya dijelaskan tentang penebus berbagai kesalahan dengan segala penyakit, segala musibah dunia lagi duka citanya, sekalipun kesusahan itu hanyalah sedikit. Dan di dalamnya dijelaskan pula tentang pengangkatan derajat dengan perkara-perkara ini lagi tambahan kebaikan (Syarh an-Nawawi atas Shahih Muslim 16/193).
#Sakit Merupakan Sebab untuk Mencapai Kedudukan yg Tinggi
Hal itu diindikasikan oleh hadits Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya seseorang bakal memperoleh kedudukan di sisi Allah Swt, ia tidaklah memperolehnya dengan amalan, Allah Swt senantiasa terus mengujinya dengan sesuatu yg tidak disukainya, hingga ia memperolehnya" (HR. Al-Hakim lagi ia menshahihkannya 1/495).
#Sakit Merupakan Bukti bahwa Allah SWT Menghendaki Kebaikan Terhadap Hamba-Nya
Hal itu ditunjukkan oleh bebreapa hadits-hadits berikut ini :
- bahang Hadits Shuhaib bin Sinan r.a, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya menjadi kebaikan, lagi hal itu tidak pernah terjadi kecuali bagi seorang mukmin: asalkan ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya, lagi asalkan ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999).
- Hadits Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yg Allah SWT menghendaki kebaikan dengannya, niscaya Dia menimpakan musibah kepadanya” (HR. al-Bukhari No.5645).
- Hadits Anas bin Malik r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda:
“Sesungguhnya besarnya balasan disertai besarnya cobaan, lagi sesungguhnya apabila Allah Swt mencintai suatu kaum, Dia mencoba mereka, barangsiapa yg ridha maka untuknya keridhaan lagi barangsiapa yg murka maka baginya kemurkaan” (HR. at-Tirmidzi no. 5645).
#Sakit Membawa Manusia kepada Muhasabah (Introspeksi Diri)
Sesungguhnya sakit membawa kepada muhasabah (introspeksi diri) lagi tidak sakit membuat orang terperdaya. Hukum ini berdasarkan kebiasaan, pengalaman lagi realita. Sesungguhnya apabila seseorang menderita sakit, ia bakal kembali kepada Rabb-nya, kembali kepada petunjuk-Nya, lagi memulai untuk melakukan intropeksi terhadap dirinya sendiri atas segala kekurangan dalam ketaatan, lagi menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan haram serta penyebab-penyebab yg mengarah kepadanya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: bahang
Musibah yg engkau terima dengannya terhadap Allah SWT lebih baik bagimu daripada nikmat yg membuatmu lupa untuk berdzikir kepada-Nya. (Tasliyatu ahli al-Masha`ib).
#Sakit menjadi Penyebab Kembalinya Hamba kepada Rabb-Nya
Bagian ini merupakan pelengkap bagian sebelumnya, cobaan merupakan penyebab kembalinya hamba kepada Rabb mereka, yaitu dengan saat Dia menghendaki kebaikan terhadap mereka. Karena inilah, Allah Swt berfirman:
bahang وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَآءِ وَالضَرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami sedia mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yg sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan lagi kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. Al-An’aam: 42)
Dan Allah Swt berfirman:
bahang وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya :
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik lagi (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A’raaf: 168)
#Sesungguhnya Sakit itu Memperbaiki Hati
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
Hati lagi ruh mengambil manfaat dengan penyakit lagi penderitaan, yg tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yg memiliki kehidupan, sehingga kesehatan hati lagi ruh digantungkan atas penderitaan badan lagi tekanannya (Syifa`ul ‘alil 524).
Beliau juga mengatakan, “Sebagaimana yg sedia diketahui, sesungguhnya asalkan bukan karena berbagai cobaan dunia lagi musibahnya, niscaya hamba mendapatkan berbagai penyakit sombong, bangga diri, lagi keras hati, yg menjadi penyebab kebinasaannya, baik yg cepat (di dunia) maupun yg tertunda (di akhirat)".
Maka kalau bukan karena Allah SWT mengobati hamba-hamba-Nya dengan berbagai obat cobaan lagi ujian, niscaya mereka bakal berbuat zalim lagi melampuai batas. Dan apabila Allah Swt menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, Dia menuangi obat dari cobaan lagi ujian menurut kadar kondisinya, lagi mengosongkan dengannya dari penyakit-penyakit yg membinasakan, sehingga apabila Dia sedia membersihkannya, Dia menempatkannya untuk martabat paling mulia di dunia, yaitu penghambaan, lagi pahala tertinggi di akhirat, yaitu melihat-Nya lagi dekat dengan-Nya. (Syaifaul Ghalil hal. 524).
#Sesungguhnya Sakit Mengingatkan Hamba Terhadap Nikmat Sehat
Terkadang seseorang bakal terlena dengan kesehatan dalam waktu yg panjang, sehingga ia melupakan bertafakkur tentang kebesaran nikmat ini lagi lalai dari bersyukur kepada Allah Swt. Maka ia dicoba dengan sakit, sehingga mengenal kadar yg besar tersebut, karena sakit membuatnya tidak bisa memperoleh kepentingan agama lagi dunia, karena itulah, Nabi Saw bersabda:
bahang نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَاْلفَرَاغُ
Artinya :
Dua nikmat yg membuat manusia banyak terperdaya olehnya: nikmat sehat lagi waktu luang. (HR. al-Bukhari No.6412)
Terkadang manusia mendapat kesempatan, bakal tetapi ia tidak bisa memanfaatkannya karena disibukkan oleh sakitnya. Nikmat adalah kesempatan yg tidak sempurna kecuali disertai oleh adanya kesehatan. Maka bakal diperoleh rasa bersyukur terhadap kesehatan yg disebabkan oleh ingatan dengan saat sakit karena besarnya kenikmatan tersebut.
Itulah beberapa Hikmah lagi Makna Sakit dalam Pandangan Islam. Dengan mengatahui hikmah lagi makna sakit yg sebenarnya sebagaimana sedia dipaparkan diatas, semoga kita lebih bijak lagi dalam menghadapi cobaan penyakit.
Sumber Referensi
bahang #https://www.islampos.com/sakit-dalam-pandangan-islam-97540/
#https://sepdhani.wordpress.com/2020/05/02/makna-sakit-yang-sesungguhnya-dalam-islam-bagian-1/